Liputan6.com, Mogadishu - Pangkalan militer asing terbesar milik Turki dibuka di Mogadishu. Upacara pembukaan fasilitas militer tersebut dihadiri oleh para pemimpin Somalia serta sejumlah diplomat dan pejabat militer Turki.
Perdana Menteri Somalia Hassan Ali Khaire dan Panglima Militer Turki Jenderal Hulusi Akar bersama-sama melakukan pemotongan pita sebagai bentuk peresmian atas pangkalan militer yang dibangun di atas lahan seluas 4 kilometer persegi tersebut.
Seperti dikutip dari VOA News, Senin (2/9/2017), fasilitas Turki itu memiliki tiga kompleks perumahan, tempat latihan, dan lapangan olahraga. Proses pembangunannya sendiri berlangsung selama dua tahun.
Jenderal Akar mengatakan, pangkalan militer itu menunjukkan pertanda besar betapa Turki ingin membantu Somalia.
Baca Juga
Advertisement
"Kami berkomitmen untuk membantu pemerintah Somalia dan pangkalan militer ini mencakup kebutuhkan untuk membangun Tentara Nasional Somalia yang kuat. Itu kemajuan terbesar dalam hubungan kita," ujar Jenderal Akar.
Lebih lanjut sang jenderal menegaskan bahwa pemerintah Turki akan terus mendukung Somalia hingga negara itu menjadi lebih kuat secara militer.
Hal senada diungkapkan oleh PM Khaire. Ia menyoroti nilai penting pangkalan militer Turki tersebut bagi negaranya.
"Hari ini negara kita menuju ke arah pembangunan yang benar dan pembentukan kembali Tentara Somalia yang mampu dan siap untuk membela bangsa mereka. Pangkalan ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan," ucap PM Khaire.
Menurut Kementerian Pertahanan Somalia, lebih dari 200 personel militer Turki akan melatih sekitar 1.500 tentara Somalia.
"Basis pelatihan ini memiliki arti penting bagi kami karena ini adalah langkah nyata yang diambil untuk membangun Angkatan Darat Somalia yang inklusif dan terpadu. Pemerintah saya dan rakyat Somallia tidak akan melupakan pertolongan besar dari saudara-saudara kami di Turki ini. Akademi ini akan membantu kami melatih lebih banyak tentara," tegas PM Khaire.
Perang Melawan al-Shabab
Diplomat lain yang hadir dalam peresmian pangkalan militer tersebut mengatakan bahwa fasilitas itu merupakan bagian dari upaya internasional untuk memperkuat Tentara Nasional Somalia ke satu titik di mana mereka dapat mengambil alih tanggung jawab keamanan dari pasukan Uni Afrika.
Pasukan Uni Afrika telah lama berada di Somalia untuk memerangi kelompok militan al-Shabab. Tahun depan, mereka akan mulai menarik pasukannya karena itu diharapkan Somalia dapat mandiri dari sisi pertahanan.
PM Khaire mengatakan bahwa pangkalan militer yang terletak di daerah pesisir Jaziira ini juga akan membantu mengalahkan ekstremisme dan ideologi yang mendorong kaum muda Somalia ke dalam jurang kekerasan dan terorisme.
"Untuk mengalahkan terorisme dan memerangi kemiskinan, kita harus ingat bahwa membangun keamanan nasional dan menghilangkan korupsi adalah kuncinya," ungkap PM Somalia tersebut.
Somalia, sebenarnya memiliki jumlah personel militer yang besar. Hanya saja mereka kurang terlatih dan tidak memiliki peralatan yang memadai.
Pekan lalu, pemerintah Somalia mengulang permintaannya kepada para pemimpin dunia agar mengakhiri embargo senjata terhadap negara itu.
Selain Turki, negara lain seperti Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab juga memiliki fasilitas militer di Somalia.
"Kabar baiknya bukan hanya peresmian pangkalan militer ini, namun juga ketika Turki melatih pasukan kita mereka juga membekali peralatan," beber Panglima Militer Somalia Ahmed Mohamed Jimale.
Kelompok al-Shabab yang berafiliasi dengan Al Qaeda berupaya untuk menggulingkan pemerintah Somalia dan menerapkan hukum Islam yang ketat di seluruh negeri. Pada hari Jumat lalu, 30 orang tewas ketika gerilyawan al-Shabab menyerbu sebuah pangkalan militer Somalia di kota Barire, 47 kilometer barat daya Mogadishu.
Advertisement