Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di awal pekan ini. Penguatan IHSG mengikuti bursa Asia.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (2/10/2017), IHSG naik 16,89 poin atau 0,29 persen ke posisi 5.917,75. Penguatan berlanjut pada pukul 09.00 WIB. IHSG menanjak 18,45 poin atau 0,31 persen ke posisi 5.919,30. Indeks saham LQ45 menguat 0,37 persen ke posisi 982,87. Sebagian besar bursa Asia menguat dengan indeks saham DBX turun tipis 0,10 persen.
Ada sebanyak 95 saham menguat sehingga mendorong kenaikan IHSG. Sedangkan 36 saham melemah dan 85 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.920,35 dan terendah 5.914,05.
Baca Juga
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 6.047 kali dengan volume perdagangan 72,9 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 73,2 miliar.
Investor asing melakukan aksi beli Rp 1,71 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 13.495.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham industri dasar melemah 0,47 persen dan sektor saham infrastruktur tergelincir 0,03 persen. Sektor saham tambang mendaki 0,74 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi mendaki 0,61 persen dan sektor saham perdagangan menanjak 0,58 persen.
Saham-saham cetak top gainers antara lain saham BSSR naik 14,04 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul saham SRAJ mendaki 10 persen ke posisi Rp 220 per saham, dan saham INRU melonjak 8 persen ke posisi Rp 324 per saham.
Sedangkan saham-saham top losers antara lain saham SMBR melemah 9,12 persen ke posisi Rp 3.080 per saham, saham JGLE tergelincir 8,54 persen ke posisi Rp 150 per saham, dan saham ADMF susut 3,45 persen ke posisi Rp 7.000 per saham.
Bursa Asia pun kompak menghijau. Indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,90 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,14 persen, indeks saham Singapura menanjak 0,62 persen, dan indeks saham Taiwan menguat 0,69 persen.
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan IHSG diperkirakan bergerak variasi dengan kecenderungan menguat.
Bank Indonesia (BI) memprediksi terjadi deflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) 0,01 persen month to month pada September 2017. Ini terjadi karena adanya penurunan harga pangan dan hortikultura dan akan melanjutkan deflasi bulan sebelumya (Agustus 2017) yang sebesar 0,07 persen.
Selain itu, BI juga memperkirakan kinerja ekspor Indonesia tahun ini akan melebihi ekspektasi. Alasannya, tren kenaikan harga komoditas ekspor bakal tumbuh sebesar 20 persen year on year (YoY), lebih besar dari perkiraan awal 18 persen yoy.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: