Tuangkan Kegelisahan Lewat Batik Bercerita, Sizzy Bisa ke Amerika

Lewat batik, Sizzy menceritakan soal tarian Kabasaran hingga keindahan Kota Bunga Tomohon di Sulut. Namun, pengrajinnya berada di Jawa Barat

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 02 Okt 2017, 13:32 WIB
Lewat batik, Sizzy menceritakan soal Tarian Kabasaran hingga keindahan Kota Bunga Tomohon di Sulut. Namun, pengrajinnya berada di Jawa Barat. (Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com, Manado - Berawal dari kegelisahannya terhadap generasi muda yang mulai melupakan budaya daerah, Sizzy Natalie Matindas mulai menggarap "batik bercerita". Menampilkan keunikan, keindahan, dan kekayaan alam serta budaya Sulawesi Utara, batik karya Sizzy ini bahkan sudah tampil beberapa kali di event internasional di Amerika Serikat.

"Ada dua agenda yang saya siapkan di dua negara. Salah satunya di Bali pada 7 Oktober dalam rangka Hari Batik Nasional," kata Sizzy, Senin (2/10/2017).

Untuk penampilan di Bali, sejumlah karya dengan motif Sulawesi Utara sudah disiapkan. "Contohnya terkait keindahan alam dan tarian di Sulawesi Utara. Kami tampil bersama Komunitas Cinta Berkain Indonesia Provinsi Bali," kata dia.

Sizzy kini sedang berada di Yunani dalam perjalanan menuju Amerika Serikat untuk mempersiapkan kegiatan di Los Angeles. "Di Los Angeles itu dalam rangka event Explore Indonesia. Memperkenalkan motif Sulut juga motif batik LA yang saya desain khusus untuk KJRI LA," ujar Sizzy.

Sebagai acara puncak di negeri Paman Sam itu, batik-batik karya Sizzy akan ikut tampil dalam peragaan busana di Los Angeles pada 9 Oktober 2017. Menurut dia, hal itu sebagai bentuk kontribusinya sebagai anak bangsa untuk Indonesia.

Batik Bercerita berawal dari kegalauan Sizzy mendapati anaknya tak lagi mengenal daerah asal serta beragam budaya Sulut. Oleh karena itu, ia kembali menggali warisan leluhurnya. Selain menceritakan kembali kepada anaknya, Sizzy juga menuangkannya pada lembar-lembar kain Batik Bercerita.

Menuangkan ide dalam sebuah karya ternyata bukan pekerjaan mudah, apalagi menceritakan lingkungan dan budaya Sulawesi Utara yang beragam. Ia pun memulai riset dengan mengkaji berbagai referensi dan membaca sejumlah literatur.

"Termasuk berdiskusi dengan sejumlah budayawan," tutur wanita lulusan D3 Teknik Grafika, Universitas Trisakti ini.

Tak sebatas kajian teori, Sizzy juga memilih untuk turun langsung mengeksplorasi wilayah Sulawesi Utara. Ia naik turun gunung dan menjelajah hutan, danau, perkebunan, untuk melihat langsung keindahan alam dan kekayaan budaya daerah nyiur melambai ini.

"Menjelajah ke Gunung Klabat di Minahasa Utara, Gunung Tangkoko dan Dua Saudara di Bitung. Ini untuk melihat secara langsung keanekaragam hayati dan topografi wilayah tersebut," ujar dia.

Temuan di lapangan itu dikolaborasi dengan hasil-hasil riset melahirkan motif batik bercerita. Usai menjelajah ke berbagai wilayah di Sulawesi Utara, Sizzy kemudian melukiskannya dalam motif-motif batik.

Bahan baku pewarnaannya adalah bahan natural untuk batik yang ditambah dengan warna-warni hasil kreasinya sendiri. "Untuk satu buah motif, saya mengerjakannya sekitar tiga minggu," ujar Sizzy.

Berbagai motif batik bercerita akhirnya muncul, seperti tarian Kabasaran yang menceritakan tentang tarian perang orang Minahasa. Ada pula Kota Bunga Tomohon, Minahasa, dengan keindahan Danau Tondano, serta Bitung dengan Gunung Tangkoko dan hewan endemiknya, Tarsius spectrum.

Tahun 2015 bisa disebut sebagai tahun yang baik untuk membuka jalan bagi Batik Bercerita ke dunia internasional. Di tahun tersebut, Sizzy mendapat kesempatan untuk mendesain motif batik oleh penyelenggara event kopi terbesar di Amerika Serikat.

Batik karya Sizzy dibanderol Rp 500.000 hingga Rp 5 juta. Saat ini, dia mempekerjakan sekitar 30 pengrajin batik yang diproduksi di salah satu kota di Jawa Barat.

"Semoga di Hari Batik Nasional, batik Sulawesi Utara makin dicintai oleh masyarakat Sulut dan makin dikenal masyarakat Indonesia dan dunia," kata Sizzy.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya