Liputan6.com, Jakarta Kegagalan di SEA Games 2017 jadi bahan evaluasi dalam rapat koordinasi yang berlangsung di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (2/10/2017). Dalam rapat ini juga muncul wacana meningkatkan frekuensi perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON).
Di SEA Games 2017 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, kontingen Indonesia hanya mampu menempati urutan kelima klasemen akhir perolehan medali. Hingga hari terakhir, Indonesia hanya mengantongi 38 medali emas, 63 perak, dan 90 perunggu.
Baca Juga
Advertisement
Hasil itu di luar target yang dipasang sejak awal di SEA Games 2017, yakni 55 medali emas dan finis di empat besar klasemen. Tentu saja, hasil tersebut juga jadi sinyal buruk mengingat Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018.
Rakor sendiri dihadiri Menko PMK Puan Maharani, Menpora Imam Nahrawi, Ketua KOI Erick Thohir, dan Ketua Satlak Prima Achmad Sutjipto, Senin (2/10/2017). Dalam rakor juga dibahas mengenai perhelatan PON yang dianggap bagian persiapan jangka panjang.
"Kita juga membicarakan soal PON sebagai bagian dari persiapan atlet jangka panjang. Ada pikiran PON dilaksanakan per 2 tahun," ujar Imam di Kantor Kemenko PMK, Jakarta.
"Tapi untuk melihat dan mengubah persepsi penyelenggaraan dalam rangka menyiapkan prestasi atlet, kami akan segera mengundang gubernur-gubernur bersama KONI untuk menyiapkan PON per dua tahun di dua provinsi," ia menambahkan.
Selama ini PON adalah multievent level nasional yang dihelat sekali empat tahun. PON terakhir dihelat di Jawa Barat pada 2017. Jika bicara soal jenjang, PON adalah ajang persiapan para atlet menuju multievent skala Asia Tenggara bertajuk SEA Games.
"Ini juga tak berarti penyelenggaraan PON bakal membebani APBN dalam rangka perbaikan. Yang perlu dipikirkan adalah pemanfaatan infrastruktur pasca PON sehingga tidak terbengkalai seperti beberapa waktu yang lalu. Ini harus betul-betul disederhanakan agar bisa segera ada percepatan kebutuhan para atlet kita," tegas Imam.
Saksikan juga video pilihan di bawah ini: