Liputan6.com, Jakarta - Pengembangan batik banyak dilakukan pada zaman kesultanan Mataram. Lalu berlanjut pada Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta yang kemudian dikenal sebagai batik Solo dan batik Yogya. Seiring perkembangannya, batik meluas di akhir abad 18 dan sepanjang abad 19.
Hingga awal abad ke-20, masyarakat Jawa hanya mengenal batik tulis. Awalnya kegiatan membatik hanya terbatas dalam keraton untuk pakaian raja, keluarga, pemerintah serta para pembesar. Sebut saja keluarga Sri Sultan Pakubuwono X dan pasangan Raden Ajeng Kartini beserta suaminya Raden Adipati Joyoadiningrat.
Advertisement
Seperti ditayangkan Liputan6 Petang SCTV, Senin (2/10/2017), lama kelamaan seni batik ditiru oleh rakyat biasa dan meluas hingga menjadi pekerjaan ibu rumah tangga.
Perkembangan batik dari masa ke masa bisa diamati di Museum Tekstil yang berada di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Koleksi batik tempo dulu serta perkembangan motifnya ditampilkan dalam pameran Hari batik tahun ini.