Liputan6.com, Jakarta Didirikan sejak November 1899, Barcelona telah berevolusi menjadi salah satu klub terbesar dunia. Mereka mendominasi sepak bola di Spanyol maupun Eropa sejak beberapa dekade terakhir.
Barcelona menjadi rumah bagi beberapa nama paling terkenal dari dunia sepak bola. Sejak era 50-an, mereka tak henti menelurkan pemain-pemain terbaik.
Baca Juga
Advertisement
Sejarah panjang itu tercipta. Mulai dari era Ladislao Kubala pada 1950-an. Dia merupakan legenda bagi tim dengan meraih lima gelar, termasuk La Liga.
Lanjut lagi, Josep Maria Fuste era 1960-an. Fuste adalah produk asli La Masia dan telah meraih berbagai gelar, seperti Piala Spanyol, hingga Inter-Cities Fairs Cup. Selain itu, ia juga merupakan anggota kunci tim nasional Spanyol yang memenangi Euro 1964.
Lantas, siapa saja pemain terbaik Barcelona yang meneruskan tongkat estafet itu? Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda.
Johan Cruyff (1970-an)
Tidak diragukan lagi bahwa Johan Cruyff sangat berpengaruh buat Barcelona sebagai pelatih. Namun, itu tidak mengubah dampak besar yang dia buat selama kariernya sebagai pemain selama lima tahun di tim Catalunya itu.
Barcelona memang gagal memenangi La Liga sejak 1960. Sudah tiga kali juara Eropa bersama Ajax, Barcelona mendatangkan Cruyff pada 1973 dengan biaya memecahkan rekor dunia. Kedatangan Cruyff memuaskan dahaga 14 tahun gelar liga dengan memenanginya musim 1973-74.
Meski hanya meraih satu gelar liga bersama klub, dampak psikologis yang ia hasilkan sangat besar. Selama andil singkatnya, dia membantu para penggemar, pemain dan klub itu sendiri mendapatkan kembali semangat dan kepercayaan diri. Salah satunya ketika menghantam Real Madrid, klub yang mendominasi mereka begitu lama, 0-5 oleh pasukan Barcelona yang diisi Cruyff.
Advertisement
Bernd Schuster (1980-an)
Sama seperti tahun 1973, Barcelona kembali memecahkan rekor transfer dunia untuk maestro Argentina, Diego Maradona. Tidak seperti Cruyff, Maradona tidak bisa membuat dampak signifikan dalam dua tahun yang singkat. Tahun 80-an Barcelona malah merekrut gelandang muda Jerman bernama Bernd Schuster.
Schuster baru berusia 20 tahun saat membawa Jerman Barat menang pada Euro 1980. Bergabung dengan Barcelona di tahun yang sama, "The Blonde Angel" dengan cepat menjadi tulang punggung tim.
Dengan teknik, visi dan karakternya yang kuat, ia memimpin Barcelona meraih kemenangan La Liga di tahun 1984-85, gelar liga pertama mereka sejak 1974. Bersamaan dengan itu, dia juga jadi salah satu sosok yang membawa Barcelona memenangi tiga Copa Del Rey dan ke final Eropa kedua di 1986 melawan Steaua Bucuresti.
Pada 1988, sebuah perselisihan dengan presiden klub Josep Lluís Núñez menghasilkan langkah mengejutkan ke Real Madrid. Dengan meraih tiga Ballon d'Or di antara sejumlah penghargaan lainnya, tidak diragukan lagi dia adalah pemain Jerman terbesar dalam sejarah La Liga.
Ronald Koeman (1990-an)
Setelah mendapatkan kesuksesan dalam beberapa dekade terakhir, Barcelona akhirnya berubah menjadi klub super pada tahun 90-an di bawah arahan Johan Cryuff. Seorang anggota kunci dari tim mengerikan itu adalah Ronald Koeman.
Saat datang ke Barcelona pada 1989, Koeman menjadi salah satu bek terbaik di dunia. Di samping kemampuan bertahannya yang tangguh, dia memiliki kemampuan luar biasa untuk mencetak gol. Dia bekerja sama dengan bintang seperti Hristo Stoichkov, Pep Guardiola, Romario, dan Michael Laudrup untuk memenangi empat gelar liga berturut-turut bersama Barcelona.
Meski tangguh di liga, masih ada sesuatu yang kurang, yakni Piala Eropa. Meski berhasil lolos ke final dua kali, Barcelona belum pernah memenangkan piala tersebut. Koeman mengakhiri hal ini dengan mencetak tendangan bebas spektakuler pada menit ke-112 di final Piala Eropa 1992, dan membuat Barcelona juara.
Advertisement
Xavi Hernandez (2000-an)
Pada era 2000-an, Barcelona memiliki skuat impian karena diisi sederet bintang, seperti Ronaldinho, Eto'o, dan Puyol. Namun, Xavi adalah sosok yang paling penting.
Bergabung dengan La Masia pada usia 11, Xavi berhasil masuk ke tim utama pada 1998. Dia hadir di Barcelona selama tahun 2000-an, dari posisi terendah keenam di La Liga hingga puncaknya memenangkan treble.
Hal itu membuktikan kalau Xavi berada di antara pemain terbaik dalam sejarah sepak bola. Kemampuannya yang luar biasa untuk mengendalikan tempo permainan sepanjang 90 menit membuatnya menjadi aset tak ternilai.
Puncak karier Xavi bertepatan dengan kesuksesan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk Barcelona dan Spanyol. Dia andil dalam meraih Piala Dunia, dua Euro, empat liga Champions, tiga kali finalis Ballon d'Or, dan banyak penghargaan lainnya.
Lionel Messi (2010-an)
Dengan segala hormat kepada pemain seperti Iniesta, Busquets dan Pique, tidak satu pun dari mereka bahkan mendekati andil Lionel Messi era 2010-an ini. Bersama Lionel Messi, Anda tidak hanya berbicara tentang pemain terbaik, tapi pemain sepak bola terbesar Barca sepanjang masa.
Dengan visi luar biasa, keterampilan dribbling yang tak tertandingi dan insting mematikan Messi sudah raih segalanya di Barca. Dalam kariernya yang hampir satu dekade, ia telah memenangi empat Liga Champions, delapan gelar La Liga, dan lima penghargaan Ballon d'Or.
Dengan mencetak lebih dari 500 gol untuk klub, Messi menjadi pencetak gol terbanyak Barcelona di Spanyol dan Eropa. Pengaruhnya terhadap klub tidak hanya sebatas lapangan sepak bola. Daya tarik global Messi telah membuat Barcelona menjadi nama yang tenar di seluruh planet ini dan menjadi basis penggemar yang tersebar di ratusan negara.(I. Eka Setiawan)
Advertisement