Liputan6.com, Milan - Raksasa Italia, AC Milan sudah menelan tiga kekalahan dari tujuh pertandingan di Serie A musim ini. Terakhir, I Rossoneri ditekuk AS Roma 0-2 di hadapan pendukungnya sendiri di San Siro, Minggu (1/10/2017).
Atas hasil tersebut, klub yang telah menggelontorkan dana 230 juta euro untuk berbelanja pemain di bursa transfer musim panas lalu itu kini terpaku di peringkat tujuh. Mereka baru mengumpulkan 12 poin, terpaut 9 angka dari pemuncak klasemen sementara Liga Italia, Napoli.
Baca Juga
Advertisement
Di tengah-tengah situasi itu, pemilik AC Milan, Yonghong Li, berencana menjual 25 persen saham klub. Kabar tersebut pun telah tersiar di Il Sole 24 Ore, suratkabar ekonomi terpopuler di Italia.
Disebut-sebut, alasan Yonghong Li menjual saham AC Milan untuk melunasi utangnya kepada Grup Elliot, perusahaan Amerika Serikat yang meminjaminya uang 180 juta euro beberapa waktu lalu, saat mengakuisisi kepemilikan klub juara Serie A 18 kali itu.
Pengusaha Tiongkok itu harus membayar utangnya sebelum Oktober 2018. Tanpa kebetulan, Yonghong Li dikabarkan mematok harga 200 juta euro untuk 25 persen saham yang hendak dijualnya.
Harga tersebut sesuai dengan jumlah utang plus bunga yang mesti ia bayarkan kepada Grup Eliot dalam waktu satu tahun berjalan. Sejauh ini, belum ada pihak yang sungguh-sungguh tertarik untuk membeli saham AC Milan yang dijual Yonghong Li.
Namun, kabarnya, dua bank investasi terbesar Amerika, Goldman Sachs dan Merrill Lynch, tengah menjalin kontak dengan pemilik I Rossoneri. Ada pun Yonghong Li mengakuisisi AC Milan dari tangan Silvio Berlusconi dengan uang 520 juta euro plus 220 juta euro dalam bentuk utang pada April 2017 lalu. (Abul Muamar)