Liputan6.com, Los Angeles - Insiden penembakan Las Vegas yang baru-baru ini terjadi, mengguncang banyak pihak. Salah satunya adalah Ariana Grande. Pelantun "Dangerous Woman" ini lantas menuangkan emosinya dalam akun Twitter pribadinya, Senin (2/10/2017) kemarin.
"Hatiku hancur karena Las Vegas. Kita membutuhkan cinta, persatuan, kedamaian, kontrol terhadap senjata api" tulisnya.
Baca Juga
Advertisement
Tak heran bila Ariana Grande menjadi sangat emosional saat mendengar soal penembakan Las Vegas. Pasalnya, konsernya di Manchester pada bulan Mei lalu sempat menjadi target penyerangan teroris.
Tak hanya itu, ia juga menganggap bahwa penembakan massal paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat ini adalah sebuah bentuk terorisme. "Orang-orang perlu melihat dan menyebut hal ini sebagaimana adanya = terorisme," tuturnya menambahkan.
Pernyataan Ariana Grande ini, berbeda dengan yang sebelumnya diungkapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menganggap ini adalah tindak kejahatan murni. Gedung Putih menyatakan bahwa terlalu dini untuk menyebut insiden ini sebagai terorisme domestik.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pria yang diidentifikasi bernama Stephen Paddock menembak kerumunan penonton konser sebuah festival musik di Las Vegas pada Minggu (1/10/2017) lalu, dari lantai atas hotel yang ia tempati.
Penembakan Las Vegas ini menewaskan 58 orang dan melukai 500 lainnya. Stephen Paddock kemudian ditemukan tewas bunuh diri di kamar hotelnya, di lantai 32.