Liputan6.com, Jakarta Pemberian obat kaki gajah setiap Oktober membantu pasien terlindung dari cacing filaria. Meski dapat melindungi pasien dari parasit penyebab penyakit kaki gajah, tetap saja ada aturan minum yang perlu diperhatikan.
Baca Juga
Advertisement
Menurut pakar filariasis, Prof dr Agnes Kurniawan PhD SpPark, obat kaki gajah bernama diethylcarbamazine (DEC) diberikan dengan dosis 6 mm per kilogram berat badan. Anak-anak di bawah umur dua tahun tidak diperbolehkan minum. Obat ini hanya untuk anak-anak di atas dua tahun dan orang dewasa.
Selain itu, pasien tidak bisa minum obat kaki gajah hanya satu kali saja. Melainkan beberapa kali, karena bertujuan membunuh cacing filaria yang ada di dalam tubuh, kalau di dalam tubuh pasien memang terdapat cacing tersebut.
Penjelasan ini dibeberkan dr Agnes Kurniawan dalam acara Temu Media Mengenai Belkaga di Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Senin, 3 Oktober 2017.
BELKAGA, Bulan Eliminasi Kaki Gajah, yang merupakan program Kementerian Kesehatan sebagai upaya pencegahan kaki gajah diadakan setiap Oktober dari 2015 sampai 2020.
Simak video menarik berikut ini:
Efek samping obat
Efek samping obat, Anda akan merasakan demam, mual, dan sakit kepala. Reaksi obat kaki gajah juga makin terasa bila di dalam tubuh terdapat cacing filaria--belum timbul gejala kaki gajah, seperti demam yang timbul-hilang. Tapi efek ini bersifat sementara dan akan hilang.
Efek samping juga terjadi bila cacing filaria ada di dalam tubuh. Artinya, terjadi perlawanan antara cacing filaria dan obat yang diminum. Jika demam masih berlanjut, Anda harus segera menghubungi dokter.
Setelah minum obat, Anda akan merasakan kantuk yang sangat berat. Untuk itu, obat lebih baik diminum pada sore atau malam hari sebelum tidur.
Advertisement