Tekanan ke Rupiah Berlanjut, Hampir Sentuh 13.600 per dolar AS

Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.563 per dolar AS hingga 13.593 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 03 Okt 2017, 13:00 WIB
Tumpukan uang kertas pecahan rupiah di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan Selasa pekan ini dan hampir menyentuh 13.600 per dolar AS. Pelemahan hari ini melanjutkan pelemahan yang terjadi pada perdagangan sehari sebelumnya. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (3/10/2017), rupiah dibuka di angka 13.574 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.540 per dolar AS.

Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.563 per dolar AS hingga 13.593 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah telah melemah 0,85 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank SPot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.582 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya di angka 13.499 per dolar AS.

Dolar AS menyentuh level tertinggi dalam dua bulan terakhir pada perdagangan Selasa setelah data aktivitas manufaktur menunjukkan kenaikan sehingga memberbesar harapan akan kenaikann suku bunga acuan Bank Sentral AS atau the Federal AS atau the Fed pada akhir tahun.

Indeks yang mengukur nilai tukar dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia naik 0,3 persen ke 93,847 setelah menyentuh 93,891 pada 17 Agustus kemarin. "Dolar AS terus mendapat dukungan. The Fed terus terdengar hawkish," jelas analis State Street Bank, Tokyo, Jepang, Bart Wakabayashi.

Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menjelaskan, sebagian besar mata uang di negara berkembang termasuk rupiah memang melemah terhadap dolar AS karena ada ekspektasi kenaikan suku bunga AS. "Pelemahan rupiah ini sangat kuat sejak Senin kemarin," jelas dia

Namun, data-data ekonomi Indonesia cukup baik sehingga bisa menahan pelemahan yang lebih dalam. Angka inflasi yang diumumkan pada Senin kemarin juga sesuai dengan prediksi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya