Liputan6.com, California - NASA telah mengumumkan Planet Venus menjadi salah satu misi utama yang akan dilaksanakan mulai 2018. Badan Antariksa Amerika Serikat ini sebetulnya juga telah menjabarkan detail misi Venus di gelaran Discovery Program Mission pada awal 2017.
Meski begitu, misi eksplorasi Venus tidak bertujuan untuk membuatnya sebagai zona layak huni manusia, seperti yang telah dilakukan NASA pada Mars.
Pasalnya, ilmuwan NASA mengklaim Venus memiliki lingkungan yang 'tidak ramah'. Manusia pun sudah pasti tidak akan bisa menghuni planet ini.
"Atmosfer Venus tentu berbeda dengan Mars, apalagi Bumi. Tekanan udaranya begitu pekat dan panas. Kalau diibaratkan, atmosfer planet ini bisa menghancurkan kapal selam nuklir," ujar Jonathan Sauder, ilmuan NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL), sebagaimana dilansir laman Space, Rabu (4/10/2017).
Baca Juga
Advertisement
Sauder juga mengungkap, permukaan Venus memiliki suhu ekstrem. Diketahui, temperatur permukaan planet tersebut bisa mencapai 462 derajat Celsius.
"Tidak akan ada satu pun yang bisa bertahan dalam kondisi ini dalam waktu kurang dari 127 menit. Dan belum pernah ada yang berani mencobanya selama tiga dekade terakhir," tambahnya menerangkan.
NASA sendiri tengah menyiapkan wahana khusus eksplorasi Planet Venus. Meski masih konsep, wahana tersebut berupa rover dengan nama Automaton Rover for Extreme Environments (AREE). Ia diklaim bisa bertahan dalam kondisi suhu ekstrem seperti di Planet Venus.
AREE sendiri adalah wahana yang dibangun dengan dana langsung dari program Innovative Advanced Concepts (NIAC) milik NASA. Misi proyek ini adalah ingin membantu ilmuwan meneliti lingkungan planet dengan suhu ekstrem, di mana salah satunya adalah Venus.
Tak hanya ke Planet Venus
Venus bukan satu-satunya misi yang diemban NASA. Pada tahun lalu, NASA memiliki beberapa misi sebelum akhirnya memilah dan memilihnya menjadi misi utama tahunan.
Setiap misi yang direncanakan diberi dana sebanyak US$ 3 juta (sekitar Rp 40 miliar), para ilmuwan harus merancang jenis penelitian dan analisisnya terkait misi yang akan dilakukan.
Setelah diseleksi, misi utama yang sudah ditetapkan akan mendapat pendanaan US$ 500 juta (sekitar Rp 6,6 triliun). Pendanaan tersebut meliputi biaya operasional seperti persiapan peluncuran wahana antariksa.
"Misi yang kami pilih memiliki peran dan potensi penting untuk mengungkap lebih banyak soal formasi Tata Surya kita dan bagaimana prosesnya yang begitu dinamis," kata John Grunsfeld, astronot dan Associate Administrator Science Mission Directorate NASA.
"Kami berharap misi Venus dan asteroid baru pada 2017 menjanjikan sesuatu menakjubkan. Semoga misi ini bisa menyingkap misteri Tata Surya kita dan dapat menginspirasi generasi masa depan," ujar ia melanjutkan.
Misi tahunan NASA yang merupakan rangkaian Discovery Program Mission pertama kali dicetuskan pada 1992 silam.
Misi tersebut diinisiasi oleh divisi Planetary Science NASA. Tujuannya memperbanyak misi bersifat 'minor' untuk mengeksplorasi bagian antariksa tak tersentuh karena fokus utama NASA selama ini hanya Pluto dan Mars.
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement