Nonton Konser, Pria Kasta 'Haram' India Dipukuli hingga Tewas

Dalit sering dianggap komunitas 'untouchable' alias 'haram' untuk disentuh. Keberadaannya tak dianggap dalam masyarakat India. Ini buktinya.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 03 Okt 2017, 19:20 WIB
Nonton Konser, Pria Kasta Rendah India Dipukuli Hingga Tewas (BBC)

Liputan6.com, Gujarat - Kelompok kasta terendah di India, Dalit, seperti halnya masyarakat berkelas lainnya memiliki sejumlah keterbatasan dalam komunitas.

Dalit sering kali dianggap komunitas yang "untouchable" alias "haram" untuk disentuh. Keberadaan mereka tak dianggap dalam masyarakat tradisional India.

Berada di luar empat kasta, komunitas Dalit menjadi yang paling miskin dan tertindas. Peluang mendapat pekerjaan dan memperoleh pendidikan sangat sempit bahkan dianggap nyaris tak ada. Ketidakberuntungan menaungi mereka bahkan sampai soal jodoh.

Kisah nahas kali ini dialami pria dari kasta Dalit bernama Jayesh Solanki. Hanya karena menonton konser tarian saat merayakan Festival Dussehra di Negara Bagian Gujarat, hidupnya berakhir dengan cara mengenaskan. Ia dipukuli hingga meninggal dunia.

Sejauh ini, seperti dikutip dari BBC pada Selasa (3/10/2017), polisi telah menangkap delapan orang yang diduga pembunuh Solanki.

Peristiwa itu bermula saat Solanki tengah menonton konser Garba, sebuah tarian tradisional. Ia yang datang bersama sepupunya, Prakash, tiba-tiba didekati seorang pria.

Dalam surat keterangan polisi seperti yang diungkapkan oleh Prakash, pria itu menghardik Solanki dan dirinya.

"Beraninya kalian datang ke sini," kata si pria itu.

"Kami bilang kepadanya bahwa kami menonton Garba karena saudara perempuan dan anak-anak perempuan kami turut serta dalam pertunjukan tersebut. Namun, pria itu justru menghina kami," terang Prakash.

Pria itu kemudian pergi meninggalkan mereka berdua, tapi kembali lagi dan membawa tujuh lainnya. Salah satunya menempeleng Prakash.

Solanki mencoba membela sepupunya itu. Namun, ia justru ditarik oleh delapan pria dan dipukuli.

Para pria itu kemudian melempar tubuh Solanki ke dinding hingga tak sadarkan diri. Alih-alih berhenti, mereka terus memukulinya bertubi-tubi.

Solanki kemudian dibawa ke rumah sakit, tapi setiba di sana dokter menyatakan telah meninggal.

Polisi kini juga melindungi keluarga Solanki. Pihak keamanan khawatir, mereka diserang kasta yang lebih tinggi karena melaporkan insiden tersebut kepada pihak berwenang.

Kekerasan terhadap kasta Dalit bukanlah hal baru. Pekan lalu, beberapa pria Dalit dipukuli karena memanjangkan jenggot.

Meski undang-undang menyebut melindungi kaum Dalit, tetap saja diskriminasi menimpa 200 orang dari kasta itu.


Diskriminasi terhadap Dalit 

Karena dianggap "tak murni", Kasta Dalit kerap dipinggirkan selama ribuan tahun sejarah India. Program afirmatif pemerintah selama 70 tahun belakangan belum berhasil mengatasi hal itu.

Sepanjang sejarah diskriminasi dilakukan dalam banyak hal, misalnya kisah yang dipopulerkan pemimpin Dalit, BR Ambedkar. Konon, komunitas Paria di sebuah desa dipaksa menggunakan penampung ludah yang diikatkan di leher mereka, agar liur mereka "yang tak murni" tak menodai warga lain.

Sementara, di desa lain, komunitas Dalit dilaporkan diharuskan membawa dahan pohon di belakang mereka -- yang diikatkan di dengan tali yang melilit pinggang -- agar tak meninggalkan jejak yang "kotor". Ranting-ranting di belakang mereka akan menghapus tapak kaki.

Secara terpisah, Badri Raina, dosen senior di Delhi University, mengatakan, memenangkan dukungan Dalit menjadi hal penting bagi visi persatuan Hindu yang dikampanyekan Partai Bharatiya Janata (BJP).

Namun, upaya partai tersebut menghadapi tantangan signifikan, terutama soal isu perlindungan terhadap sapi-sapi -- yang disucikan umat Hindu di India.

"Mata pencaharian Dalit tergantung pada industri ternak, baik untuk penyediaan nutrisi maupun pengolahan kulit, BJP sejauh ini belum membuat konsesi soal itu," kata Raina.

Tahun lalu di Gujarat, tujuh pemuda Dalit  menguliti seekor sapi yang mati -- sebuah pekerjaan yang dilarang dilakukan orang berkasta -- dicambuki oleh sejumlah orang. Rekaman aksi kekerasan yang beredar luas memicu protes.

Aturan industri daging yang ditetapkan Mei lalu, yang melarang penjualan sapi dan ternak lainnya untuk disembelih, sangat berdampak pada komunitas Dalit, juga warga minoritas muslim.

Sementara itu, narasi soal perlakuan diskriminatif pada kaum Dalit terus muncul.

Misalnya pada Mei, tim advance yang mempersiapkan kedatangan menteri BJP dari Uttar Pradesh, Yogi Adityanath dilaporkan membagikan sabun pada komunitas Dalit dan meminta mereka membersihkan diri sebelum sang pejabat tinggi tiba.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya