Eksperimen Kawin Silang Manusia-Kera di Masa Lalu Terungkap

Ilya Ivanov dikenal di seluruh dunia melalui penelitian dan kesuksesan melakukan inseminasi buatan.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 04 Okt 2017, 10:09 WIB
Simpanse. (Sumber publicdomainpictures.net)

Liputan6.com, Moskow - Teknologi dan ilmu pengetahuan mengalami kemajuan pesat pada akhir Abad ke-19 dan awal Abad ke-20 sehingga mengusik rasa penasaran manusia untuk mencoba-coba, bahkan kemungkinan yang paling aneh sekalipun.

Salah satunya adalah gagasan untuk menciptakan makhluk campuran manusia dan kera untuk ditugaskan menjadi tentara.

Saat Eropa sedang menghadapi nasionalisme ekstrem yang mencari-cari ras unggul, seorang ilmuwan bernama Ilya Ivanov dari Uni Soviet telah berhasil melakukan kawin silang beberapa jenis mamalia, termasuk zebra dan keledai. Ia mencoba melangkah lebih jauh untuk mengupayakan kawin silang manusia dengan kera.

Beberapa tahun kemudian, eksperimen-eksperimen nyeleneh Ivanov menjadi perhatian Stalin yang konon meminta para ilmuwan untuk mengembangkan ras campuran manusia-kera menjadi tentara yang sangat kuat dan bertugas dalam militer Soviet.

Sebenarnya rencana seperti itu tidak pernah ada dalam pemikiran Stalin. Bahkan pembentukan kekuatan tempur pun sebenarnya tidak pernah menarik bagi Ivanov. Ia hanya ingin membuktikan bahwa penciptaan manusia-kera (humanzee) memang bisa dilakukan.

Seperti dikutip dari ranker.com pada Selasa (3/10/2017), kisah sebenarnya sehingga Ivanov mendapatkan sedikit pendanaan untuk eksperimen malah lebih seru.

Joseph Stalin. (Sumber Wikimedia Commons)

Tapi benarkah Stalin terlibat dalam proyek Kera-Manusia?

Josef Stalin mudah saja dipersalahkan untuk berbagai kejahatan karena – dalam banyak kasus – diktator itu memang bersalah dalam banyak kejahatan.

Tapi dugaan bahwa ia mendorong, mendanai, atau mengarahkan proyek untuk menciptakan ras campuran manusia-kera adalah tidak benar.

Kemajuan ilmu pengetahuan saat itu memang menjadi lahan subur bagi berbagai eksperimen dan program yang aneh bahkan tidak etis.

Misalnya eugenik untuk pemuliaan ras tertentu dan menjadi bukti bahwa kelompok orang dengan kekuasaan dan kekuatan keuangan penasaran menggunakan ilmu pengetahuan untuk menguasai dan mengendalikan populasi.

 


Jika Bukan Stalin, Lalu Siapa?

Ilya Ivanov. (Sumber Wikimedia Commons)

Ilya Ivanov adalah seorang ilmuwan terhormat dengan dedikasi tinggi kepada dunia baru yang dihadirkan oleh kemungkinan-kemungkinan ilmiah pada pergantian Abad ke-20.

Ia tidak merasa perlu mempertanyakan apakah ada sesuatu yang harus dilakukannya atau apakah hal itu secara teknis mungkin dilakukan. Dengan demikian, ia bersinggungan dengan masalah etika.

Sebagian besar karirnya berkutat pada masalah peternakan untuk memperbaiki keturunan kuda. Ia dikenal di seluruh dunia melalui penelitian dan kesuksesan melakukan inseminasi buatan.

Ia bahkan berhasil menciptakan beberapa ternak persilangan (hibrida), misalnya campuran zebra dan keledai (dikenal sebagai zeedonk).

Zeedonk, makhluk hibrida zebra dan keledai. (Sumber Wikimedia Commons)

Ivanov sebenarnya telah membicarakan, menulis, dan mengajar tentang kemungkinan kawin silang manusia dan kera sejak 1910.

Dalam masa gunjang-ganjing setelah Revolusi Bolshevik 1917, Ivanov merasa berada pada waktu yang tepat untuk mendekati rezim baru dan meminta pendanaan penelitian.

Baginya, penelitian itu bukan untuk mengembangkan prajurit-prajurit super, tapi untuk melakukan prosedur inseminasi buatan secara umum seperti yang telah dilakukannya. Tapi, ia ingin mulai melakukannya pada manusia.

Ia tidak mendapat dukungan dan sama sekali tidak ada dana yang diberikan oleh Stalin.

Baru pada 1926, pemerintah Uni Soviet, yang dalam hal ini diwakili oleh Komisi Keuangan Soviet melalui persetujuan Akademi Ilmu Pengetahuan Soviet, memberinya dana penelitian dalam jumlah setara US$ 10 ribu untuk mereka-reka kemungkinan penciptaan manusia-kera.

 


Inseminasi Sperma Manusia pada Kera Betina

Ilustrasi inseminasi buatan pada hewan peternakan. (Sumber Flickr)

Bermodalkan uang hibah tersebut, Ivanov dan tim tiba di stasiun penelitian di Guyana Prancis pada Maret 1926.

Di sana, para pemburu lokal menangkap beberapa simpanse liar dan membawanya kepada para peneliti untuk keperluan eksperimen.

Akhirnya Ivanov memilih 3 simpanse betina yang kemudian mendapat inseminasi sperma manusia. Setelah gagal, ia mengalihkan pendanaan dan waktu yang terbatas untuk melakukan sesuatu yang lain.

Ia berencana melakukan inseminasi sperma simpanse pada beberapa wanita Afrika yang tidak diberitahu asal sperma.

Rencana tersebut ditolak oleh Paul Poiret yang menjadi Gubernur Guyana Prancis pada masa itu. Ivanov diusir kembali ke Rusia.

Kembali ke Uni Soviet, Ivanov meneruskan rencana. Ia meminta kiriman 20 simpanse jantan dan betina dari Afrika untuk membangun penangkaran simpanse di Uni Soviet.

Sayangnya, sebanyak 16 simpanse mati karena cuaca dingin Eropa. Ia membawa sisa 4 simpanse ke kawasan hangat dalam wilayah Uni Soviet.

Di kawasan itu, Ivanov berhasil membujuk 5 wanita lokal untuk mendapat inseminasi dengan sperma simpanse. Lagi-lagi, ia gagal melakukannya karena 4 hewan yang tersisa itu pun akhirnya mati setelah tiba di tempat baru.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Kawin Silang Manusia-Kera atau Ras Unggul?

Rekaan manusia-kera dalam film fiksi 'The Lost World.' (Sumber Wikimedia Commons)

Ketika pendanaan pemerintah sudah habis, dunia ilmu pengetahuan juga sudah lelah dengan gagasan kawin silang manusia-kera.

Perkembangan nasionalisme di seluruh Eropa membawa para pemimpin dan rakyat menjajal pendekatan yang lebih positif kepada eugenik.

Pertanyaannya adalah mengapa mencemari darah Eropa dengan kera ketika masing-masing negara seharusnya fokus pada penghapusan manusia "rendah" dan mendesak spesimen manusia "terbaik" untuk berbiak lebih banyak.

Secara singkat, siapa yang memerlukan prajurit manusia-kera kalau bisa menciptakan ras unggul?

Ketika Stalin kemudian memutuskan untuk membersihkan masyarakat ilmu pengetahuan pada 1930, Ivanov pun ditangkap dengan tuduhan memulai gerakan kontra revolusi. Ia diasingkan ke Kazakhstan dan meninggal dunia 2 tahun kemudian.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya