Video Viral Warga Korsel Siapkan Tas Pertahanan Perang

Berikut ini rekaman video persiapan tas survival bags atau tas untuk bertahan hidup saat perang yang muncul setelah ancaman rudal Korut.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 04 Okt 2017, 07:48 WIB
PBB sebelumnya memberikan sanksi kepada Korut atas upaya pengembangan nuklir yang dianggap membahayakan keamanan internasional.

Liputan6.com, Seoul - Belakangan tengah ramai menjadi pemberitaan bahwa paket war survival kits atau perlengkapan untuk bertahan hidup semasa perang meningkat di Korea Selatan, kini giliran video berisi tas untuk persiapan kelangsungan hidup di tengah ancaman serangan nuklir Korea Utara yang tengah viral.

Seperti dikutip dari Asia One, Selasa (3/10/2017), pencarian dengan kata kunci "survival bag" di Korea melalui situs berbagi video itu menghasilkan lebih dari 7.400 tayangan yang diunggah sejak awal tahun ini. Sepertiga dari semua hasil pencarian di-upload dengan anytime atau tanpa keterangan waktu.

Kang Yoo-mi, komedian Korea Selatan yang terkenal juga turut serta mengunggah video terkait survival bag tersebut. Ia memberikan judul, "I've bought a War Bag!", dan telah diputar lebih dari 560.000 kali dalam kurun waktu kurang dari sebulan.

Video viral itu mayoritas menyoroti pentingnya menyiapkan persediaan darurat, seperti masker gas, makanan, pakaian hangat dan air.

Berikut ini rekamannya:

Beberapa warga Korea Selatan mengatakan bahwa video tersebut sangat membantu dalam memberikan gambaran terkait apa yang harus dilakukan jika terjadi perang.

Namun, yang lainnya pesimis, mengatakan tidak banyak yang bisa mereka lakukan jika bom nuklir itu ditembakkan oleh Korea Utara.

Ketegangan tinggi terjadi di Semenanjung Korea, sejak uji coba nuklir keenam dan Pyongyang terbesar pada 3 September lalu.

Korea Utara mengatakan pada Sabtu 23 September, menargetkan daratan AS setelah Presiden AS Donald Trump menyebut pemimpin Pyongyang sebagai rocket man.


Laris Manis

Permintaan war survival kits atau perlengkapan untuk bertahan hidup semasa perang meningkat di Korea Selatan, jelang hari libur tahunan Chuseok. Kabar ini muncul di tengah meningkatnya ancaman konflik di Semenanjung Korea.

Chuseok adalah festival panen bagi warga Korea untuk menghormati nenek moyang mereka. Secara tradisional, mereka akan saling memberikan makanan atau hadiah. Para pedagang menyebut bahwa perayaan pada tahun ini boleh jadi "bertemakan" perang.

"Telah terjadi lonjakan permintaan war survival kits saat ini," kata Hong Soon-chul, Kepala Komunikasi Pemasaran E-bay Korea, kepada the Korea Herald seperti dilansir Telegraph pada 26 September 2017.

"Kami tidak mengiklankan atau memasarkan barang semacam itu karena bisa memicu kekhawatiran yang berlebihan. Namun, faktanya permintaan meningkat," ujarnya.

Situs belanja online, Auction, juga melaporkan permintaan war survival kits meningkat 77 persen. Sementara itu, permintaan akan radio portabel melonjak menjadi 46 persen pada 2 hingga 5 September. Rentang waktu tersebut merupakan saat setelah Korut melakukan uji coba nuklir keenam.

Perlengkapan untuk bertahan hidup lazimnya terdiri atas ransum, peralatan pertolongan pertama, kantong tidur, dan radio kecil.

Kantor berita Yonhap melaporkan, salah satu perusahaan pelayaran yang berkantor pusat di Seoul telah mengirimkan pasokan war survival kits kepada karyawan mereka pada pekan lalu. Melalui sebuah pengumuman resmi, mereka meminta para karyawan mengambilnya untuk berjaga-jaga saat menghadapi situasi darurat.

"Saya awalnya bingung, tapi saya pikir tidak terlalu buruk memiliki war survival kits di rumah, terlebih setelah menonton siaran berita terbaru," tutur salah seorang karyawan kepada Yonhap.

Warga Korsel yang kelak akan terjebak di tengah perang--jika pertempuran meletus--antara Korut dan AS secara umum optimistis mengenai nasib mereka. Namun, ludesnya war survival kits ini membuktikan bahwa kekhawatiran di kalangan warga tak terelakkan.

Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korsel telah mengimbau warga untuk menyiapkan setidaknya satu "tas koper" per keluarga, yang dapat menopang hidup mereka setidaknya selama 72 jam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya