Liputan6.com, Kabul - Menyusul sejumlah serangan ISIS terhadap kelompok minoritas Syiah di beberapa provinsi Afghanistan, pemerintah pusat negara itu telah merekrut ratusan warga sipil untuk melindungi mereka dan tempat peribadatannya dari ancaman terorisme yang kerap terjadi.
"Berdasarkan permintaan dari pemimpin dan cendekiawan agama, serta keputusan dari Dewan Keamanan Nasional, aparat merekrut penduduk setempat untuk melindungi beberapa masjid di Kabul,” kata Mohammad Sadeq Muradi, Deputi Kepala Polisi Kabul, seperti dikutip dari VOA News Indonesia, Selasa (3/10/2017).
Garda keamanan yang berjumlah 505 anggota itu diberikan senjata dan gaji bulanan sekitar US$ 100 dari Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.
"Mereka ditugaskan untuk meningkatkan keamanan di sekitar 100 mesjid di Kabul," kata Abdul Ahmad Yazdan, anggota parlemen Kabul.
Mereka yang direkrut akan beroperasi di bawah perintah Kementerian Dalam Negeri dan berkoordinasi dengan pemuka agama setempat.
Baca Juga
Advertisement
Namun seperti dikutip dari Al Jazeera, sejumlah masyarakat justru khawatir karena kebijakan itu berpotensi dapat disalahgunakan.
"Untuk sementara mungkin tidak masalah. Namun ke depannya, siapa yang mengawasi mereka (para milisi)? Apakah senjata yang dipinjamkan kepada mereka akan dikembalikan?," jelas Mohammad Sabir.
Akan tetapi, salah seorang milisi bernama Hamayoon Amiri (18 tahun) yakin, dirinya mampu melaksanakan tugas dengan baik.
"Terlepas dari apa agama mereka, aku hanya ingin melindungi segenap warga Afghanistan," jelas pemuda itu.
Sejak beberapa waktu terakhir, telah terjadi rangkaian aksi teror yang menargetkan kelompok minoritas Syiah. Aksi teror itu kerap kali diklaim oleh ISIS.
Pada Kamis lalu, terjadi ledakan di dekat Chendawol, kota tua Kabul. Akibat kejadian itu tiga orang --dua di antaranya polisi-- tewas dan 16 lainnya terluka. Sehari kemudian, setidaknya lima warga sipil terbunuh dan 19 orang terluka atas serangan bom bunuh diri di dekat Masjid Hussainia, Kabul.
Bomber ISIS Meledakkan Diri di Masjid Afghanistan, 20 Orang Tewas
Sebuah masjid di Kabul, Afghanistan menjadi target serangan bom bunuh diri pada Jumat 25 Agustus 2017. Pihak berwenang mengatakan bahwa sebanyak 20 orang dilaporkan tewas.
"Serangan tersebut dimulai pada Jumat siang, ketika satu dari tiga penyerang meledakkan dirinya di gerbang Masjid Imam Zaman saat para jemaah salat Jumat. Penyerang yang tersisa menyerbu ke dalam dan menembaki pasukan keamanan," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Najib Danish seperti dikutip dari CNN, Sabtu 26 Agustus 2017.
"Pihak berwenang membunuh orang-orang bersenjata tersebut setelah baku tembak hampir empat jam," jelas Danish.
Ismail Kawosi selaku juru bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat Afghanistan, membenarkan bahwa sedikitnya 20 jiwa tewas. "50 orang lainnya luka-luka," jelasnya.
Sebelumnya, pihak berwenang mengatakan dua polisi termasuk di antara korban tewas.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Kelompok militan tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting oleh Amaq News Agency bahwa pelaku bom bunuh diri dari kelompoknya.
Klaim ISIS ini adalah yang kedua kalinya bulan ini. Kelompok militan tersebut mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menargetkan umat Muslim di Afghanistan.
Kelompok teror tersebut juga mengatakan bahwa mereka berada di balik ledakan bunuh diri ganda di sebuah masjid di kota Herat pada 1 Agustus. Serangan tersebut membunuh lebih dari 30 orang, saat mereka berkumpul untuk salat.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement