Liputan6.com, Havana - Serangan sonik di Havana, Kuba yang melanda sejumlah diplomat AS di sana tak kunjung berakhir. Solusinya pun belum ditemukan.
Terkait hal tersebut, pemerintah Negeri Paman Sam pun mengumumkan bahwa mereka memutuskan untuk mengusir 15 diplomat Kuba. Mereka mengatakan Havana gagal melindungi diplomat AS dari serangan sonik nan misterius itu.
Advertisement
Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodriguez menyebut langkah tersebut "tidak dapat diterima".
"Keputusan tersebut dibuat karena kegagalan Kuba mengambil langkah-langkah yang tepat, untuk melindungi diplomat kami sesuai dengan kewajibannya berdasarkan Konvensi Wina. Perintah ini akan memastikan kesetaraan dalam operasi diplomatik masing-masing," ujar Sekretaris Negara AS, Rex Tillerson dalam sebuah pernyataan pada Selasa waktu setempat yang dikutip dari BBC, Rabu (4/10/2017).
Menurut Tillerson, para diplomat Kuba telah diberi waktu tujuh hari untuk meninggalkan AS. Menlu Rodriguez pun merespons dan mengatakan bahwa tindakan tersebut "tidak dapat dibenarkan".
Sedikitnya 21 orang yang bekerja di kedutaan AS di Kuba dilaporkan mengalamim masalah kesehatan, mulai dari pusing, mual hingga trauma otak ringan dan tuli.
Laporan sebelumnya mengarah pada serangan sonik, namun sejauh ini hal tersebut belum dapat dibuktikan.
Pihak Kuba membantah menargetkan staf kedutaan, dan AS tidak menyalahkan pemerintah negara tersebut atas dugaan serangan tersebut.
Langkah pengusiran diplomat Kuba ini dilakukan setelah penarikan separuh pejabat diplomatik AS dari ibu kota Havana. Sebelumnya pada bulan Mei, 2 orang diplomat kuba sudah 'dipulangkan' pihak Amerika sebagai bentuk protes atas kondisi para stafnya di sana.
Sejauh ini hampir dua lusin personel AS di Kuba telah menderita kesehatan buruk yang tidak dapat dijelaskan.
Merespons Serius
Pasca-serangan sonik, para diplomat asing mendapat pengawasan ketat oleh pemerintah Kuba, khususnya mereka yang bekerja di Kedubes AS di Havana.
Para diplomat yang bertugas di Kuba diminta untuk menyewa rumah dari pemerintah dan mereka dilarang tinggal di rumah warga Kuba jika bepergian ke luar Havana.
Pejabat pemerintah AS mengatakan kepada CNN bahwa pejabat Kuba merespons serangan sonik ini dengan serius. Menurut mereka, Kuba memiliki kepentingan nasional yang lebih besar untuk menentukan dalang serangan ini.
"Kuba tidak pernah dan tidak akan pernah membiarkan wilayah Kuba digunakan untuk tindakan melawan agen diplomatik atau keluarga mereka yang terakreditasi, tanpa terkecuali," tegas pemerintah Kuba.
Sementara pada Musim Panas ini, Kuba mengambil langkah tidak biasa dengan mengizinkan FBI dan otoritas Kanada untuk memasuki negara itu demi melakukan penyelidikan. Sementara di lain sisi, Kuba juga meningkatkan keamanan di sekitar tempat tinggal para diplomat.
Menurut sejumlah pejabat AS yang enggan menyebut nama, dalam beberapa serangan, sebuah senjata sonik canggih ditempatkan di dalam atau di luar tempat tinggal para diplomat. Senjata tersebut memicu mual, sakit kepala, dan gangguan pendengaran.
"Serangan lainnya membuat suara yang sangat memekakkan telinga serupa dengungan yang disebabkan serangga atau logam yang digoreskan ke lantai. Namun, sumber suaranya tidak dapat diidentifikasi," kata sejumlah pejabat AS.
Advertisement