Liputan6.com, Naypyidaw - Gelar Ratu Kecatikan seorang perempuan asal Myanmar dicopot, setelah ia melontarkan kritik seputar krisis kemanusiaan Rohingya.
Shwe Eain Si (19 tahun) mengaku, gelar Miss Grand Myanmar-nya dicopot usai dirinya mengunggah sebuah video yang berisi ujaran kritik terhadap kelompok militan Muslim Rohingya (ARSA). Demikian seperti dikutip dari New York Post, Rabu (4/10/2017).
Dalam video yang ia unggah ke Facebook pada pekan lalu itu, Shwe menyebut para militan Rohingya sebagai 'perintis teror dan aksi kekerasan'. Ia juga mengatakan, 'para pendukung militan melakukan kampanye media besar-besaran, sehingga membuat mereka (ARSA) seolah-olah sebagai kelompok yang terundung opresi'.
Ia juga menyebut, 'pergerakan bergaya kekhalifahan' yang dilakukan ARSA 'sangat kelewat batas'.
Baca Juga
Advertisement
Video itu tidak menyebutkan mengenai tuduhan tentang Tatmadaw (Militer Myanmar) yang diduga telah melakukan kekejaman luas terhadap minoritas Muslim Rohingya.
Promotor Miss Grand Myanmar, Hello Madam Media Group, mencopot gelar Shwe pada Minggu 1 Oktober lalu. Mereka beralasan, perempuan muda itu 'tak bersikap layaknya seorang panutan'.
Meski begitu, Shwe berpendapat bahwa dirinya tidak melanggar peraturan apapun dengan mengutarakan opini tentang isu politik.
"Saya membuat video yang menceritakan bagaimana militan ARSA menebar teror di Rakhine. Namun hal itu tentunya tidak melanggar peraturan apapun tentang bagaimana seharusnya ratu kecantikan bersikap," ujar sang ratu kecantikan lewat akun Facebook-nya pada Selasa kemarin.
"Saya memiliki obligasi, memanfaatkan kepopuleran untuk berbicara soal kebenaran yang terjadi di negara saya."
Di lain pihak, kepala promotor Hello Madam Media Group Soe Yu Wai mengatakan, "pencopotan (gelar) itu tidak berhubungan dengan video Rakhine tersebut." Demikian seperti dilansir BBC.
Meski begitu, kasus pencopotan gelar usai mengutarakan komentar bermuatan politik sempat terjadi pada Ratu Kecantikan Turki 2017. Itir Esen (18 tahun) dilengserkan dari gelarnya setelah mengomentari isu upaya kudeta Turki 2016.
Saksikan video pilihan berikut ini: