Liputan6.com, Jakarta - Dua hari setelah tragedi penembakan brutal di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, lokasi konser masih ditutup untuk umum. Kepolisian dan FBI masih mengolah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mencari bukti bukti di lapangan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (4/10/2017), hingga kini polisi masih kebingungan untuk menentukan motif Stephen Paddock menembak.
Advertisement
Paddock diketahui sebagai seorang pensiunan tanpa catatan kriminal. Selain itu, di kamar hotelnya, Mandalay Bay lantai 32, polisi menemukan 49 senjata.
Meski demikian, Presiden Donald Trump memuji kinerja kepolisian yang telah bertindak cepat.
"Apa yang terjadi di Las Vegas adalah sebuah tragedi. Namun kepolisian telah melakukan tugasnya dengan dengan baik," kata Presiden Donald Trump.
Peristiwa pada Minggu malam, 1 Oktober 2017, menyisakan duka. Stephen Paddock memberondong tembakan ke arah warga yang tengah menonton konser musik country selama 9 menit. Sebanyak 59 orang tewas dalam peristiwa ini.
Aksi penembakan oleh warga sipil sering terjadi di negara Paman Sam. Di tahun 2016, tercatat terjadi dua kali penembakan.
Di Orlando, Florida, seorang pria melepaskan tembakan di sebuah kelab gay yang menewaskan 49 orang. Sementara di Universitas Virginia Tech, seorang mahasiswa menembak membabi buta hingga menewaskan 32 orang.