Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang hampir menyentuh level Rp 13.600 per dolar AS hanya berlangsung sementara. Rupiah akan kembali menguat seiring kenaikan pertumbuhan ekonomi nasional.
Agus menjelaskan, pelemahan rupiah dipengaruhi faktor eksternal. Oleh karena itu pelemahan tersebut hanya akan berlangsung sementara. Saat ini BI dan pemerintah tetap fokus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional untuk menguatkan kembali rupiah.
"Jadi yang bisa saya sampaikan, pelemahan rupiah karena kondisi eksternal dan hanya bersifat sementara," kata Agus, dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Baca Juga
Advertisement
Melemahnya rupiah masih dalam level normal, karena inflasi masih terkendali serta neraca pembayaran dan cadangan devisa masih dalam kondisi baik.
Agus mengungkapkan, pemicu utama pelemahan rupiah adalah rencana Presiden AS Donald Trump akan melakukan reformasi pajak dengan melakukan pemangkasan, sehingga menciptaan optimisme ekonomi AS.
"Saya ingin menyampaikan bahawa itu lebih karena faktor eksternal. Dimana perkembangan di AS ketika Trump dengan usulan untuk potong pajak dapat dukungan dari parlemen," papar Agus.
Agus melanjutkan, pelemahan rupiah dan mata uang negara lain juga didorong oleh pernyataan pimpinan Bank Sentral AS (the Fed) yang akan menaikan tingkat suku bunga pada akhir 2017.
"Ada perkataan pimpinan the Fed, yang berencana menaikan suku bunga. Ini membuat penguatan dolar AS, kita juga tau bahwa untuk Euro atau Poundsterling juga ada tekanan lebh karena perkembangan di Spanyol yang buat mata uang Euro itu melemah terhadap dolar AS," tutup Agus.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rupiah hari ini
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Rabu pekan ini, setelah sebelumnya mengalami tekanan yang cukup dalam.
Mengutip Bloomberg, Rabu (4/10/2017), rupiah dibuka di angka 13.502 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.542 per dolar AS. Perdagangan kemarin, rupiah sempat menyentuh angka 13.600 per dolar AS.
Pada perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.465 per dolar AS hingga 13.515 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,15 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.489 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.582 per dolar AS.
Penguatan Dolar AS memang mereda pada perdagangan hari ini. Pelaku pasar masih meraba-raba rencana penunjukan Gubernur Bank Sentral AS oleh Presiden AS Donald Trump. Ada beberapa kandidat yang dipandang bisa menggantikan Janet Yellen.
"Gubernur Bank Sentral AS selanjutnya harus bisa menstabilkan pasar keuangan secara jangka panjang," kata analis senior SMBC Trust Bank, Tokyo, Jepang, Keiko Ninomiya.
Advertisement