Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Inggris pada tahun 2016, tampaknya menjadi berita baik bagi musisi Tanah Air. Pasalnya, dalam kunjungtan tersebut, Presiden Jokowi melihat ada potensi lebih yang dapat dibangun oleh kedua negara dalam bidang seni dan kreativitas.
Melalui British Council -- organisasi internasional yang berfokus pada bidang budaya dan pendidikan -- sebuah acara pertunjukan seni akan segera digelar di Jakarta pada 17 sampai 22 Oktober 2017.
Festival musik bertajuk UK/ID Festival 2017 Come Together tersebut, merupakan perwujudan dari misi pertukaran budaya antara Inggris dan Indonesia yang diinginkan oleh Presiden Jokowi.
Baca Juga
Advertisement
UK/ID Festival sendiri sudah memasuki tahun ke-2. Musisi dari kedua negara akan dipertemukan dalam satu panggung dan mempertunjukan kemampuan musik dari berbagai genre.
"Organisasi kami berfokus pada urusan seni dan kreativitas. Saya tahu betul bahwa banyak anak muda Indonesia yang menyukai musik-musik Inggris. Maka dari itu, konsep kolaborasi musisi dari Indonesia dan Inggris akan memukau banyak orang," ujar Paul Smith, Country Director British Council saat menyampaikan sambutannya dalam acara press briefing UK/ID Festival 2017 di Hotel GranDhika Iskandarsyah, Rabu (4/10/2017) siang.
"Festival ini diisi dengan semangat dan kegembiraan dari musisi asal Inggris dan Indonesia. Bakat dan latarbelakang yang berbeda tak akan menghalangi musisi dari kedua negara untuk menampilkan seni di atas panggung," tambah Paul.
Selain itu, Paul juga menjelaskan bahwa festival ini tak hanya berfokus pada konser musik. Ada beberapa kegiatan lainnya yang meliputi, pemutaran film, pementasan karya seni, pameran visual, instalasi seni, lokakarya dan diskusi panel.
Acara yang rencananya akan berlangsung di The Establishment Jakarta tersbeut akan dibuka dengan pemutaran perdana film "English is Mine".
Festival yang berlangsung selama enam hari tersebut juga akan menampilkan sedikitnya 32 seniman asal Indonesia dan 22 seniman dari Inggris yang telah diseleksi oleh pihak penyelenggara.
Dalam konferensi pers tersebut hadir pula Juliete Maric Capeling Obe selaku Deputy Head of Mission to Indonesia and Timor Leste.
Pada sambutan singkatnya, Juliete sempat memaparkan kesannya terhadap keindahan Tanah Air dalam bahasa Indonesia.
"Saya terkesan dengan sektor budaya Indonesia mulai dari bahasanya, lagu daerah, pakaian, tarian dan seninya yang sangat berkelas internasional," ujar Juliete.
"Saya kira, kebudayaan Indonesia harus diketahui oleh masyarakat luas, khususnya seluruh dunia. Tentu saya senang, Presiden Jokowi punya fokus tersendiri untuk urusan kebudayaan dan seni," pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut, Juliete memuji potensi yang dimiliki Indonesia, terutama sektor SDM nya. Baginya ada dua hal berharga yang dimiliki oleh Indonesia.
"Pertama, Indonesia punya populasi anak muda yang begitu besar dan semuanya punya potensi yang luar biasa. Kedua, Indonesia punya warisan budaya yang sangat luar biasa. Maka dari itu, dua hal ini dapat menjadi modal baik bagi Indonesia agar dapat menjadi negara yang besar dari sektor pariwisata," jelas Juliete.
Di akhir kesempatan, tak lupa Juliete mengajak masyarakat Indonesia untuk memilih Inggris sebagai partner kerja. Lewat urusan bisnis, kebudayaan, maupun pendidikan.
RI dan Inggris Bentuk Kolaborasi Musik Lewat
Sebelum kolaborasi di panggung UK/ID Festival 2017 dimulai, kolaborasi musisi dari kedua negara telah berlangsung di panggung We The Fest 2017.
WTF adalah festival musik, seni, mode dan makanan yang diselenggarakan setiap tahun di Jakarta. Setiap tahunnya WTF menampilkan beberapa artis internasional maupun lokal dengan jenis musik yang berbeda.
Kolaborasi musisi dua negara ini ditampilkan oleh Laura Kidd, Dani Carragher dari Inggris serta grup musik Kunokini & Svaraliane dari Indonesia.
Perpaduan musik moderen dan tradisional tersebut merupakan misi budaya yang digagas oleh British Council -- satu organisasi budaya Inggris yang bergerak di bidang pendidikan dan seni.
Menurut Stefan Tirta, PIC British Council pada WTF 2017, penampilan musisi asal Negeri Ratu Elizabeth tersebut merupakan misi pertukaran dan kolaborasi budaya. Meskipun Inggris dan Indonesia adalah dua negara besar yang kaya akan kreativitas, kolaborasi budaya antar dua negara masih tergolong kecil. Sehingga dibutuhkan penyelenggaraan seperti ini.
Penampilan dibuka dengan aksi memukau dari Kunokini & Svaraliane. Grup musik tradisional eksperimental itu menarik perhatian pengunjung dengan lantunan musik tradisional seperti gendang, seruling dan instrumen perkusi lainnya.
Beda halnya dengan Laura Kidd. Penyanyi wanita asal Bristol, Inggris yang punya gaya alternatif rock dan gloom pop itu berhasil mengajak penonton bernyanyi, mengikuti lirik demi lirik meski sebagian penonton masih awam dengan lagunya.
Di sela-sela penampilan, Laura mengucapkan rasa terima kasih kepada penonton yang datang dan British Council yang sudah mengundangnya sebagai perwakilan dari Inggris.
"Saya tahu ini adalah misi budaya yang dipelopori oleh British Council guna mempererat kedua negara," ujar Laura.
"Tak hanya saya dan Dani yang datang ke sini, akan ada musisi Indonesia yang akan tampil di Inggris," tambahnya.
Dani Carragher juga turut berterima kasih atas animo penonton. Hal menarik yang ditampilkan oleh Dani adalah lagu ciptaannya yang terinspirasi dari pengalamannya selama tinggal di Palestina.
Sebelum tampil, dua musisi Inggris ini sudah berlatih bersama dan tinggal di Depok untuk menciptakan kolaborasi yang apik.
Baca Juga
Lewat Breaking Barriers, Inggris dan Indonesia Bantu Penyandang Disabilitas hingga Kelompok di Daerah Terpencil
British Council Indonesia Dukung Tac_Tiles, Produk Inklusif Bagi Tunanetra dari Campuran Limbah Puntung Rokok-Plastik
Mendorong Masa Depan Inklusif, Kolaborasi Inggris-Indonesia untuk Penyandang Disabilitas
Advertisement