Liputan6.com, Jakarta Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mencatatkan inflasi yang paling rendah se-Jawa Timur. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi Banyuwangi sebesar 2,68 persen secara year on year pada September 2016 hingga September 2017 ini. Angka inflasi ini dinilai yang terendah dibanding kabupaten/kota lain di Jatim yang rata-rata 3,84 persen.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas semringah dengan capaian Banyuwangi itu. Dia juga berterima kasih kepada semua pemangku kepentingan yang berhasil menjaga level inflasi ini.
Advertisement
”Terima kasih kepada semua stakeholder di Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Banyuwangi yang bekerja dengan langkah strategis mengendalikan lonjakan harga. Terima kasih juga ke Bank Indonesia (BI) yang selama ini rutin mendampingi Banyuwangi menyusun langkah-langkah pengendalian inflasi,” papar Anas, Kamis (5/10/2017).
Adapun inflasi Banyuwangi tahun berjalan Januari-September 2017 sebesar 2,12 persen, juga terendah di Jatim yang rata-rata 3,06 persen. Khusus September 2017, Banyuwangi menjadi satu-satunya kabupaten/kota di Jatim yang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Sedangkan yang lainnya mengalami inflasi dengan rata-rata kenaikan harga barang/jasa di Jatim pada September sebesar 0,19 persen.
”Jika kita bisa mengelola inflasi dengan baik, daya beli warga. Artinya, pendapatannya tidak tergerus oleh kenaikan harga barang dan jasa yang mereka butuhkan,” ujar Anas.
Dikatakan Anas, inflasi yang tak terkendali bisa berimbas pada pembentukan kemiskinan baru dan peningkatan kesenjangan ekonomi. Selain itu juga akan berimbas pada struktur perekonomian
”Kalau makin tinggi inflasi, makin besar pula biaya yang harus ditanggung dalam perekonomian,” ujar Anas.