Liputan6.com, Chicago - Harga emas menguat terbatas didorong rilis data ekonomi indeks jasa ISM capai level tertinggi sejak pertengahan 2005. Ini memberikan harapan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lagi pada 2017.
Harga emas untuk pengiriman Desember di divisi Comex naik US$ 2,2 atau 0,20 persen untuk bertahan di US$ 1.276,80 per ounce. Harga itu usai sentuh level tertinggi intraday di US$ 1.285. Sedangkan harga perak turun 2,6 sen atau 0,2 persen menjadi US$ 16.624 per ounce.
Pergerakan harga emas dibayangi indeks layanan ISM yang naik menjadi 59,8 persen pada September. Angka itu tertinggi sejak pertengahan 2005.
Baca Juga
Advertisement
"Pelaku pasar fokus pada rilis data ekonomi AS. Angka ISM mengubah harga emas menjadi lebih rendah," ujar Chintan Karnani, Analis Insignia Consultans.
Ia menambahkan, di sisi lain jumlah data tenaga kerja sektor swasta melambat. Penambahan tenaga kerja hanya 135 ribu.
"Perekonomian AS kuat meski ada dampak badai namun akan ada kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve bahkan usai Desember," kata dia.
Sementara itu, indeks dolar AS turun 0,1 persen usai data ekonomi terbaru. Kelemahan dolar AS dapat menjadi sentimen positif untuk harga emas.
"Kami optimistis terhadap pergerakan harga emas pada 2016-2017. Namun pernyataan pejabat the Fed yang agresif telah meningkatkan kekhawatiran terhadap komoditas logam terutama emas," kata Analis Bank of America Merrill Lunch.
Ia menambahkan, harga emas dapat naik terbatas dalam jangka pendek. Investor juga dapat mengurangi eksposur mereka terhadap dolar AS yang berpotensi menguat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini: