Liputan6.com, Palu - Seorang pengendara mobil dengan pelat nomor polisi merah menjadi viral di dunia maya dan mendapatkan kecaman dari warganet.
Usut punya usut, peristiwa ini terjadi lantaran sang bapak yang tidak diketahui namanya menerobos lampu lalu lintas saat mengendarai mobil dengan pelat nomor DN 1272 A.
Baca Juga
Advertisement
Jika melihat pelat nomor tersebut, kuat dugaan lokasi kejadian di Palu, Sulawesi Tengah.
Dari rekaman yang beredar, diketahui pria itu hendak ditilangan polisi. Namun, dia menolaknya sembari menatap layar telepon genggam.
Petugas polisi sempat memberikan penjelasan, di mana di persimpangan jalan sedang dilakukan pengamanan terkait adanya rombongan prioritas dari Kapolda.
Mendengar kata prioritas, sang bapak yang juga diduga merupakan pejabat di Kota Palu mengatakan tak ada pengguna jalanan prioritas, termasuk sang presiden.
Bahkan pria tersebut sempat menanyakan pangkat hingga Nomor Registrasi Pokok (NRP) polisi, saat hendak ditilang.
Tak sampai di situ, kejadian ini sempat memanas saat pria tersebut menyebut-nyebut nama TNI. Saat diterangkan akar masalah, pria itu lalu mengusir polisi untuk kembali mengatur lalu lintas.
Video ini disebut berawal dari pria bernama Erick Bharaduta melalui akun Facebook di grup Info Kota Palu.
Lihat aksinya di video ini:
Ogah Ditegur, Emak-Emak Mengamuk Lawan Polwan
Debat pejabat tersebut rupanya mirip dengan emak-emak di Jalan Letjen Suprapto Ungaran, Selasa (19/9/2017) pagi.
Kala itu, seorang ibu naik motor mengamuk dan memarahi petugas Polisi Wanita (Polwan) bernama Briptu Isma Hari karena sepeda motor Honda Beat berkerudung hijau tosca dengan pelat nomor H lantaran tidak terima ditegur.
Aksi ini diketahui pertama kali diunggah ke akun Facebook Media Informasi Kota Semarang (MIK SEMAR) oleh seorang warganet bernama Ryo Kenji, Selasa, (19/9/2017).
Briptu Isma bukan tanpa alasan menegur emak-emak tersebut. Perempuan itu melanggar lalu lintas dengan berhenti di garis batas lampu merah.
Berikut beberapa percakapan yang terdapat pada video yang direkam rekan sang polwan.
"Aku sing nduwe honda nopo (aku yang punya motor, kenapa)? Aku ora wedi (aku tidak takut). Kalau saya ndak mau napa? njenengan mau apa (kamu mau apa)? Nopo aku isin (kenapa harus malu)!" ucap emak-emak tersebut dengan nada tinggi.
"Bu kalau berhenti di belakang marka seperti teman-temannya itu lho," ucap rekan Briptu Isma.
Advertisement