Liputan6.com, Las Vegas - Sedikitnya 59 orang tewas -- termasuk pelaku -- dan sekitar 500 lainnya luka-luka dalam insiden penembakan di Las Vegas pada Minggu, 1 Oktober 2017 malam waktu setempat.
Salah satu WNI ternyata berada dekat dengan lokasi tragedi tersebut.
Advertisement
WNI yang dimaksud adalah Melwanche Arief yang tinggal dekat dari lokasi kejadian. Ia mengaku melihat langsung insiden penembakan massal Las Vegas itu, termasuk kepanikan yang terjadi.
"Saya persis tinggal di depan Mandalay Bay, sekitar 200 meter," kata pria yang akrab disapa Arief kepada VOA News yang dikutip Kamis (5/10/2017).
"Saya sedang tidur-tiduran dengan anak saya yang pertama, lalu sekitar pukul 10.00 lebih istri saya Sofie membangunkan 'say say ada penembakan di luar'. Semula dikira hanya kembang api, tetapi ketika melihat banyak orang berlarian di jalan, kami langsung tahu bahwa itu penembakan."
"Saya ke patio (sejenis balkon) dan melihat langsung ke jalan sambil bersembunyi di balik barang-barang. Seram sekali. Karena sebelumnya memang suka ada pertunjukan kembang api di Mandalay Bay, Luxor, atau MGM setiap malam minggu, tapi kok ini orang berlarian, loncat pagar, masuk ke gedung apartemen saya; sementara suara tembakan terdengar keras sekali."
"Saya melihat tiga blok dari apartemen saya ada sejumlah perempuan bule memohon-mohon supaya diperkenankan masuk, untuk bersembunyi pada tetangga-tetangga saya. Di belakang mobil saya juga ada beberapa orang bersembunyi."
Arief menjelaskan bahwa lokasi penembakan di Las Vegas persis berhadapan dengan tempat tinggalnya. "Kami di lantai satu karena unit apartemen kami hanya dua lantai. Persis berhadapan dengan tempat konser yang terletak 50 meter di sebelah kanan apartemen kami, sementara Mandalay Bay persis di depan apartemen".
Karena Arief dan keluarganya berada sekitar tiga gedung di sebelah apartemen, ia pun tak bisa menolong para korban dalam insiden tersebut. "Tetapi di belakang apartemen banyak sekali yang bersembunyi. Juga di belakang mobil saya di parkiran."
Menurut Arief, rentang waktu sejak istrinya membangunkan hingga ia keluar ke patio dan melihat orang berlarian cukup lama. Itu artinya sudah terjadi penembakan sebelumnya.
"Cukup lama. Ketika istri membangunkan itu sudah berlangsung penembakan beberapa menit, terus saya ke patio dan melihat orang berlarian masih terdengar serentetan penembakan. Sepertinya dengan machine-gun atau senapan mesin karena terdengar treeeetttreeettreet."
"Suara penembakan itu sempat terhenti sebentar, tetapi kemudian lanjut dengan serangkaian tembakan lain. Sepertinya ia (penembak) sempat mengganti magasin. Jadi tembak, berhenti, tembak lagi."
Area Diisolasi
Arief memaparkan bahwa dibutuhkan waktu satu jam bagi aparat setempat untuk mengetahui lokasi penembak dan melumpuhkannya di lantai 32 Mandalay Bay. Lalu kawasan itu di-lockdown.
"Benar. Ini saya di depan hotel Mandalay Bay yang di salah satu sudut lantai 32 ada tembok yang bolong besar dan ditutupi sejenis kain atau terpal putih. Ini terlihat jelas dari jauh," ujarnya.
"Betul. Diisolasi atau di-lockdown. Ini masih banyak sekali polisi dan aparat dari badan-badan lain. Paginya saya sempat jalan ke luar ingin melihat situasi, tetapi kembali lagi karena jalan-jalan masih ditutup dan polisi di mana-mana."
"Saya juga melihat banyak sepatu, sandal dan barang-barang lain yang ditinggalkan penonton dalam keadaan panik. Sebagian berlumuran darah. Ini situasi masih dijaga ketat."
Pasca-insiden penembakan Las Vegas tersebut, Arief mengungkapkan banyak orang yang menanyakan kondisinya di sana. "Saya terharu juga, banyak yang telepon atau kirim pesan lewat Facebook, dll, menanyakan kondisi kami. Konser hari Minggu 2 Oktober ini memang konser musik hari terakhir, yang sebelumnya sudah berlangsung sejak Jumat 29 September. Jadi enggak heran jika penontonnya membeludak."
"Kabarnya hingga lebih dari 20 ribu orang. Tetapi saya dan keluarga memang tidak menontonnya. Dan yang saya tahu sejauh ini warga Indonesia di kota ini semuanya aman. Terima kasih bagi mereka yang menghubungi kami."
Advertisement