Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten, berkapasitas 660 Mega Watt (MW). PLTU tersebut dapat meningkatkan kehandalan pasokan listrik di Jawa dan Bali.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Jawa bagian barat sangat pesat. Dengan adanya penambahan energi listrik dari PLTU Banten kapasitas 660 MW maka akan menambah kehandalan pasokan listrik di sistem Jawa Bali terutama untuk wilayah Banten.
"Pembangkit 660 MW yang sudah beroperasi pertengahan 2017," kata Sofyan, saat meresmikan pembangunan dan pengoperasian PLTU di Serang, Banten, Kamis (5/10/2017).
Baca Juga
Advertisement
PLTU Banten, digarap oleh pengembang listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) yaitu PT Lestari Banten Energi. Proyek senilai Rp 18 triliun ini terletak di desa Salira kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang Provinsi Banten.
PLTU tersebut menggunakan teknologi super critical yang dilengkapi fasilitas penurun emisi gas buang.
"Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat sekitar lokasi pembangkit, PLTU Banten juga menyerap tenaga kerja sejak masa konstruksi hingga operasi telah menyerap tenaga kerja lebih dari 3.000 orang," tutur Sofyan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkapkan, pasokan listrik dari PLTU Banten sebesar 660 MW, ditambah dengan PLTU Jawa 7,9 dan 10 yang baru diresmikan pembangunannya dapat melayani 4,6 juta pelanggan baru.
Jonan menjelaskan, proyek PLTU Jawa 7 jika dikonversi ke rumah tangga bisa untuk 2 juta rumah tangga. Sementara untuk proyek PLTU 9 dan 10 akan segera dimulai dengan kapasitas masing-masing 2000 MW. Selanjutnya PLTU IPP Banten milik PT Lestari Banten Energi sebesar 660 MW.
"Jadi total kalau selesai dibangun 4.660 MW itu dapat mengaliri kira-kira 4,6 juta rumah, kira-kira 8 persen dari total pelanggan listrik yang ada di Indonesia. Hampir 10 persen, ini besar sekali," jelas Jonan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: