Liputan6.com, Jakarta Menonton pertandingan olahraga ternyata bisa membuat jantung stres sama seperti ikut bermain. Detak jantung meningkat 75 persen saat menonton pertandingan hoki di televisi. Dan meningkat 110 persen saat menonton secara langsung, yang setara dengan detak jantung saat latihan hebat.
Hal ini terungkap dalam sebuah studi baru di Canadian Journal of Cardiology seperti dilansir dari Time, Jumat (6/10/2017).
Advertisement
"Menyaksikan permainan hoki bisa menjadi sumber `tekanan emosi yang intens`," tulis para penulis di koran mereka. Kondisi itu untuk sementara dapat meningkatkan peradangan dan penyempitan pembuluh darah bagi orang-orang yang sudah memiliki masalah jantung.
Dari penelitian tidak ada efek berbahaya yang ditunjukkan pada sampel partisipan yang sehat, penulis menduga kemungkinan respons stres semacam itu dapat memicu kejadian kardiak.
Penelitian sebelumnya menghubungkan menonton acara olahraga dengan peningkatan risiko serangan jantung dan penonton meninggal tiba-tiba, terutama pada orang-orang dengan penyakit arteri koroner.
Saksikan juga video berikut ini:
Terlalu gembira
Penelitian terbaru ini melibatkan 20 orang dewasa yang tinggal di Montreal yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Responden memberi informasi tentang kesehatan mereka secara umum dan mengisi kuesioner "fan passion" untuk tim National Hoki Montreal Canadiens
Kemudian, para periset dari Universitas Montreal mengukur denyut nadi semua orang saat mereka menonton pertandingan Canadiens. Setengah responden menonton di televisi, dan setengah menghadiri pertandingan di arena. Tim peneliti menemukan tingkat pendengaran pemirsa TV meningkat rata-rata 75 persen, dan tingkat pendengaran peserta game meningkat sebesar 110 persen.
Secara keseluruhan, tingkat detak jantung penonton meningkat rata-rata 92 persen selama permainan hoki, dari detak jantung istirahat sekitar 60 denyut per menit sampai maksimum 114. Tingkat detak jantung puncak terjadi saat mencetak gol, baik pemain tang didukung maupun yang melawan Canadiens. Dan hasil itu sepanjang pertandingan-tidak hanya di akhir atau di lembur.
"Ini bukan hasil permainan utama yang menentukan intensitas respons stres emosional," tulis para penulis di koran mereka. "Namun kegembiraannya saat melihat taruhan tinggi atau bagian permainan dengan intensitas tinggi."
Dalam editorial yang menyertainya, para periset dari Zuckerberg San Francisco General Hospital dan University of Montreal mengatakan pemicu kardiovaskular, termasuk pada acara olahraga, belum jelas.
Menonton hoki hanyalah satu dari beberapa aktivitas yang penting untuk kualitas hidup namun dikaitkan dengan beberapa risiko. Dokter harus berbicara dengan pasien berisiko tentang potensi bahaya dalam menonton acara olahraga yang menarik.
Advertisement