Liputan6.com, Karangasem - Gunung Agung ditetapkan berstatus Awas sejak 22 September 2017. Pada hari ke-13, gunung terbesar di Bali itu memang mengalami penurunan aktivitas gempa, terutama sejak tiga hari terakhir.
Namun, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, mengatakan meski mengalami penurunan gempa, aktivitas vulkanisnya tetap tinggi.
"Meskipun ada sedikit penurunan, sampai hari ini aktivitas vulkanisnya masih tetap tinggi," kata Kasbani di Pos Pengamatan Gunungapi Agung, Rendang, Karangasem, Bali, Kamis, 5 Oktober 2017.
Baca Juga
Advertisement
Kasbani melanjutkan, cuaca dalam beberapa hari ini membuat gunung terhalang kabut. Sementara, di balik kabut tersebut, kawah Gunung Agung terus mengeluarkan asap. "Cuaca dalam beberapa terakhir berawan. Kita tidak bisa melihat puncak secara langsung, tapi dari sisi utara kita bisa melihat ada asap setinggi 50-100 meter dan itu terjadi hingga hari ini," ujar dia.
"Kegiatan vulkanis juga masih tinggi. Untuk tiga hari terakhir rata-rata sekitar 700 gempa terjadi. Itu menunjukkan jika di dalam perut Gunung Agung masih bergejolak dan statusnya masih pada level Awas dan masyarakat diharapkan di luar daerah yang direkomendasikan," dia menambahkan.
Menurut Kasbani, setiap hari pihaknya selalu mengevaluasi data kegempaan atau data yang didapatkan mengenai aktivitas Gunung Agung. Dari data tersebut, belum ada tanda-tanda penurunan aktivitas gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut.
"Setiap hari selalu kita evaluasi. Tentunya kita bergerak berdasarkan data yang kita dapatkan baik data kegempaan maupun data lainnya yang kita dapatkan," tutur Kasbani.
Simak video pilihan berikut ini: