Sambut Pagi dengan Harapan Baru di Ponpes Kaki Gunung Kaba

Masing ingat kasus remaja Yuyun? Pondok Pesantren di Kaki Gunung Saba ini turut memerangi stigma buruk akibat ulah segilintir orang.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 07 Okt 2017, 06:00 WIB
Alam Selupu Rejang Bengkulu yang berada disisi bukit barisan menjanjikan kesejukan dan keindahan (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Rejang Lebong - Pagi itu, Liputan6.com menyambangi Pondok Pesantren Ar Rahmah yang berada di Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Suasana sejuk bersama embun pagi menyelimuti pesantren yang berada tepat di kaki Gunung Kaba dan berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung jajaran Bukit Barisan.

Sambil menikmati kopi pagi, Liputan6.com ditemani dua santriwati pondok yang masih berusia remaja berusia 17 tahun, Anggun Prilia Putri dan Zetin Kartika Ardi, keduanya masih duduk di kelas XII madrasah aliyah.

Dengan sangat berhati-hati mereka menceritakan bahwa tragedi Yuyun, siswi SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding yang menjadi korban kekerasan seksual berujung kematian, beberapa waktu lalu, sangat menakutkan dan berharap tidak terulang lagi.

Kecamatan Selupu Rejang berdekatan dengan Kecamatan Padang Ulak Tanding. Di sini kedua orangtua Yuyun, yaitu Yakin dan Yani, tinggal dan berladang bawang merah setelah mendapat intimidasi dari keluarga 14 remaja pelaku kekerasan seksual terhadap korban.

Mayoritas masyarakat dari Suku Lembak yang mendiami wilayah tersebut memang selama ini dicap sebagai kawasan dengan kriminalitas tinggi. Kerap terjadi perampokan, pembunuhan hingga begal yang sangat sadis beraksi di jalur jalan poros yang melintasi wilayah yang dikenal denga jalur Biduriang tersebut.

Menurut Anggun, mayoritas orangtua mereka bekerja di ladang yang jauh dari permukiman. Demi keamanan dan kenyamanan menuntut pendidikan, mereka dititipkan di pondok pesantren sejak sekolah dasar atau madrasah ibtidayah hingga menamatkan pendidikan menengah atas setingkat madrasah aliyah. Situasi yang harus mereka hadapi sangatlah sulit. Pesantren merupakan jalan keluar terbaik demi masa depan para remaja putri.

"Kasus Yuyun sangat berpengaruh bagi psikologi kami," ujar Anggun.

Pergantian kepemimpinan Kabupaten Rejang Lebong dari Bupati Suherman kepada Ahmad Hijazi dengan program utama pembangunan mental spiritual untuk menjadikan wilayah ini sebagai Kabupaten Religi, memberikan secercah harapan baru bagi Anggun, Zetin, dan ratusan remaja putri Suku Lembak.

Anggun Prilia Putri dan Zetin Kartika Ardi, dua remaja putri santriwati Pondok Pesantren Ar Rahmah Kecamatan Selupu Rejang Bengkulu(Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Mereka saat ini bersemangat mengejar mimpi mereka untuk mengubah citra wilayah dengan tingkat kriminalitas tinggi menjadi lebih santun berlandaskan napas keislaman yang tinggi.

"Tamat dari madrasah aliyah di pondok ini saya ingin menimba ilmu di IAIN dan kembali lagi ke sini untuk mengabdi," Anggun menegaskan.

Bupati Rejang Lebong, Ahmad Hijazi mengaku terus berupaya dengan keras untuk membalikkan kondisi dan mengubah pandangan masyarakat luar terhadap Kabupaten Rejang Lebong yang sangat negatif. Program revolusi mental yang sejalan dengan program Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu harus dilaksanakan, apa pun tantangannya.

"Ulah segelintir orang jahat itu membuat kami harus dicap negatif, kondisi ini akan kami balik dengan tekad yang kuat dan kebersamaan," ujar Hijazi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya