Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) melalui anak usahanya yakni PT Wika Gedung bekerja sama dengan PT KAI akan membangun hunian vertikal dengan konsep transit oriented development (TOD) di Stasiun Pasar Senen Jakarta. Setidaknya, ada tiga tower yang akan dibangun.
Direktur Human Capital dan Pengembangan Investasi PT Wika Gedung Nur Al Fatah mengatakan, pencanangan tiang pertama atau groundbreaking bakal terlaksana pada 10 Oktober 2017.
"InsyaAllah kalau enggak ada halangan Menteri, tanggal 10 Oktober-an nanti," kata dia usai acara Penandatangan Kontrak Kontrak Konstruksi di Hotel Sari Pan Pasific Jakarta, Jumat (6/10/2017).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengatakan, dari tiga tower, terdapat satu tower yang diperuntukkan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dia mengatakan, akan mengalokasikan sekitar 30 persen hunian itu untuk kalangan MBR.
"Nanti peraturannya minimal 20 persen-30 persen untuk MBR, sisanya kita jual ke pasar biasa," ujar dia.
Nur mengatakan, pembangunan hunian dengan konsep TOD ini merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan hunian layak. Dia mengatakan, kendati akan groundbreaking, hunian tersebut belum bisa dipasarkan. Saat ini, pihaknya tengah mengurus perizinan untuk pemasaran.
"InsyaAllah tanggal 10 Oktober (groundbreaking), jadi emang ini kan fast track pemerintah mempercepat pembangunan rakyat, penjualan sama perizinan. Harusnya bukan fast track, tapi yang penting perizinan dilakukan duluan, ada tahapannya kalau tahapannya itu kan bisa jualan," jelas dia
Dia mengatakan, tower tersebut tidak dibangun di atas stasiun. Akan tetapi, dia bilang, lokasinya tidak jauh dari stasiun Pasar Senen.
"Di lokasi stasiun tapi bukan mengangkangi rel, bukan. Tapi ada tanah bebas yang sekarang enggak digunakan ke depan nanti untuk pengembangan berikutnya di stasiun," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
KAI dan Perumnas Kembali Luncurkan TOD
Sebelumnya, untuk percepatan pembangunan program Sejuta Rumah dan juga mengurangi angka backlog perumahan, Perum Perumnas bersama PT KAI kembali meresmikan pembangunan rumah susun dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Pondok Cina, Depok, Jawa Barat. Sebelumnya, Perumnas dan KAI juga telah membangun proyek hunian TOD di Stasiun Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Direktur Utama Perum Perumnas Bambang Triwibowo mengatakan, proyek TOD Depok ini merupakan Proyek TOD kedua setelah TOD Tanjung Barat.
"Kami melihat animo yang Iuar biasa pada TOD Tanjung Barat sehingga kami segerakan terealisasikannya TOD Depok ini. Selain untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat guna mendapatkan hunian yang terintegrasi dengan moda transportasi massal," jelasnya, Senin 2 Oktober 2017.
Sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai bentuk komitmen nyata pemerintah dalam menyediakan hunian layak dengan harga terjangkau, khususnya masyarakat menengah bawah (MBR) dan masyarakat umum lainnya sebagai alternatif hunian yang lebih efisien.
Adapun pembangunan empat tower di TOD Depok akan menampung 3.693 unit hunian dengan lahan seluas 27.706 meter persegi dan nilai investasi Rp 1,45 triliun. Sekitar 25 persen dari jumlah hunian memang diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, proyek TOD Depok ini memiliki komposisi hunian rusunami dan anami dengan tipe hunian studio hingga tipe hunian dengan 3 kamar tidur. Khusus untuk rusunami, tipe hunian paling minimal adalah dengan luas tipe 32 m2 (1 kamar tidur).
Sebagai nilai tambah proyek hunian selain terintegrasi dengan transportasi massal, TOD Depok ini juga memiliki konektivitas dengan pusat pendidikan, bisnis, perbankan, pusat pemerintahan, dan rumah sakit sebagai poros utama yang menghubungkan dengan pusat-pusat kegiatan utama di Depok.
Di sisi lain, terdapat fasilitas podium, gedung parkir, zona komersil, yang terdiri dari kiosk, F&B, modern dan tradisional retail juga menyatu dengan TOD Depok ini. Sehingga, idealnya tidak hanya kebutuhan hunian yang akan terpenuhi, tapi juga penciptaan nilai tambah perekonomian baru pada wilayah tersebut akan terwujud.
Sementara itu, Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan, kerja sama pembangunan rumah susun Pondok Cina Depok ini yang akan dilaksanakan dengan pemanfaatan atas lahan PT KAI memperhatikan pola kerja sama jangka panjang sebagaimana pada Permen BUMN No.PER 13/MBU/09/2014 Tentang Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap Badan Usaha Milik Negara.
Besarnya pengguna moda transportasi Commuter Line sudah mencapai 1.024.000 orang per hari. Angka ini akan terus meningkat hingga mencapai target sebesar 1,2 juta penumpang per hari di tahun 2019. Pembangunan rumah susun ini akan menjawab kebutuhan hunian bagi masyarakat yang bermukim di wilayah stasiun tersebut.
Konsep TOD ini akan memudahkan mobilisasi masyarakat dalam beraktivitas. Terlebih pembangunan ini akan mengefesiensikan biaya transportasi penghuni karena terintegrasi langsung dengan kereta.
Di sisi lain, akan dilengkapi dengan area komersil dan fasilitas umum yang semuanya terintegrasi dalam satu kawasan, sehingga penghuni dapat melakukan berbagai aktivitas sehari-hari karena ada ruang sosialisasi bagi para penghuni, tambahnya.
Diharapkan integrasi hunian seperti ini dapat dijewantahkan lebih banyak lagi kedepannya. Tidak hanya intergrasi dengan moda transportasi kereta api, tidak menutup kemungkinan yang dapat terintegrasi dengan moda transportasi lainnya.
Advertisement