Hati-Hati, 5 Hal Ini Bisa Buat Anda Sulit Tahan Hasrat Belanja

Faktor lingkungan berperan penting dalam penentuan keputusan seseorang kala berbelanja.

oleh Vina A Muliana diperbarui 06 Okt 2017, 20:00 WIB
Bagaimana jika partner belanja Anda di luar negeri adalah artis ternama? (Istockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pernah merasa heran mengapa uang Anda sangat cepat habis saat bepergian? Jika ya, berarti bisa jadi Anda sering memiliki hasrat yang besar ketika berbelanja. Tanpa sadar, Anda sering mengeluarkan uang untuk barang yang tidak penting sekalipun.

Dalam sebuah buku berjudul Buyology, Truth and Lies About Why We Buy, Martin Lindstrom yang juga berprofesi sebagai ahli pemasaran menuturkan beberapa hal yang berpengaruh pada keputusan berbelanja seseorang.

Menurut Lindstorm, faktor lingkungan berperan penting dalam penentuan keputusan seseorang kala berbelanja. Bahkan, ada beberapa orang yang tak sadar menghamburkan uang karena alasan aneh.

"Kebanyakan orang tergoda oleh faktor lingkungan saat berbelanja, lebih dari yang kita bayangkan," tutur Lindstorm, seperti dilansir dari Martinlindstrom.com, Jumat (6/10/2017)

Berikut beberapa hal yang bisa buat Anda mengeluarkan uang secara tidak sadar menurut buku Martin Lindstrom:

1. Perut yang lapar

Sebuah studi yang dilakukan pada 2008 silam menunjukkan, saat lapar orang akan lebih impulsif saat melihat makanan. Ini akhirnya membuat mereka lebih loyal membelanjakan uang hingga akhirnya otak mengirimkan sinyal tanda kekenyangan.

Selain itu, beberapa studi juga menunjukkan, dalam kondisi kelaparan bagian utama dari otak akan mengirimkan sinyal untuk mendapat makanan. Inilah mengapa Anda tidak dianjurkan untuk berbelanja saat lapar.

2. Tidak dekat dengan Tuhan

Percaya atau tidak, kedekatan dengan Tuhan atau tingkat keimanan seseorang ternyata berpengaruh. Studi yang dilakukan setahun lalu oleh Gavan Fitzsimons, Profesor Pemasaran dan Psikolog dari Duke University menyebutkan bahwa kaum sekuler menghabiskan lebih banyak uang dibandingkan dengan kaum religius.

Lebih lanjut, ia menyebutkan, kaum sekuler akan membeli barang-barang bermerek untuk menunjukkan jati dirinya, sedangkan kaum religius lebih memilih untuk berbelanja barang-barang tidak bermerek. Sudah pasti barang branded memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan yang generik.

3. Hati yang sedih

Bila seseorang sedang sedih, mereka cenderung membeli lebih banyak barang sebagai salah satu cara mengobati perasaan kecewa agar kembali merasa bahagia. Lindstrom menyarankan, sebaiknya Anda pergi ke mal saat emosi sedang stabil.

Simak video pilihan di bawah ini:


Selanjutnya

 

4. Jangan belanja dengan teman

Terkadang berbelanja dengan teman akan membuat keuangan Anda membengkak. Tanpa disadari, mereka akan membantu Anda untuk berbelanja lebih banyak barang.

Pergi ke tempat belanja bareng teman atau pasangan juga membuat Anda betah berlama-lama, sehingga memungkinkan Anda belanja lebih banyak.

5. Belanja searah dengan jarum jam

Dalam bukunya, Lindstrom juga membahas fakta bahwa belanja searah dengan jarum jam ternyata bisa membuat Anda semakin impulsif. Kebanyakan pasar swalayan memiliki pintu masuk di sebelah kanan dan pintu kasir di sebelah kiri.

Penataan ini bukan tanpa maksud. Bentuk ruangan yang mengharuskan kita berjalan melawan arah jarum jam ternyata memiliki dampak psikologis, yaitu membuat kita belanja lebih banyak dan betah berlama-lama.

Untuk menghindari hal ini, sebaiknya Anda mencoba untuk belanja berlawanan dengan jarum jam. Dipastikan jinjingan Anda berkurang dari biasanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya