Apa Artinya ketika Kucing Kesayangan Jadi Hobi Menyendiri?

Menurut drh. Nurmansyah, ada 4 jenis penyakit berbahaya yang bisa membuat nyawa kucing kesayangan Anda tidak tertolong.

oleh Doddy Irawan diperbarui 06 Okt 2017, 19:00 WIB
Serangan penyakit akibat virus, bakteri dan kondisi lingkungan ini dapat menyebabkan kerontokan bulu hingga kematian.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa penyakit yang menimpa kucing peliharaan sering dianggap sepele. Padahal kalau tidak segera ditangani, efeknya bisa menyebabkan kematian. Penting untuk mengetahui peran vaksinasi dalam pencegahan dan manajemen penyakit.

Menurut drh. Nurmansyah, ada empat jenis penyakit berbahaya yang bisa membuat kucing kesayangan Anda tidak mungkin tertolong. Di antaranya adalah flu kucing (rhinotracheitis), infeksi saluran pernapasan (calicivirus), radang paru-paru (chlamydiosis), dan infeksi saluran pencernaan (panleukopenia).

"Saya kasih contoh kasus infeksi saluran pencernaan yang efeknya menimbulkan muntaber. Hampir 100 % kucing peliharaan yang terkena penyakit ini jarang tertolong. Hanya keajaiban yang mampu mengubah keadaan," jelas dokter Nurman, saat berbincang dengan Health-Liputan6.com, via telepon, Jumat (6/10/2017). 

Ia melanjutkan, penyakit yang timbul karena serangan virus feline parvo ini cepat menyebar. Nurman memberikan gambaran seperti apa gejala yang bisa kita lihat pada kucing peliharaan Anda.

"Kucing alami komplikasi dan infeksi atau peradangan. Kucing yang awalnya lincah dan gesit, kemudian berubah jadi hobi menyendiri. Gejala lain yang terlihat yaitu demamnya mencapai 40 derajat celsius. Kalau gelagatnya seperti itu, segera konsultasikan dengan dokter," ungkap dokter berpostur tinggi ini.

Ia mewanti-wanti agar tidak terlambat mengantisipasinya sebelum kondisi hewan peliharaan tersebut semakin kritis.

"Nanti akan muncul gejala secara spesifik seperti muntah dan diare. Belum lagi muncul gejala turunan seperti luka di telinga yang berujung mengalirnya kotoran, sampai sariawan di mulut. Kucing akan mengeluarkan bau yang sangat menyengat," papar alumnus Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Aceh.

Nurman membeberkan pengalamannya bahwa kondisi kesehatan kucing seperti di atas, hanya bisa bertahan hidup antara dua sampai tiga hari. Dokter kelahiran 9 September 1970 itu kembali mengingatkan teknik pencegahan lebih baik daripada mengobati yaitu dengan memberikan vaksinasi berkala saat kucing masih bayi.     

 

Simak juga video menarik berikut:

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya