Asyik, Warga Wilayah Ini Dapat Listrik Gratis

PT PLN (Persero) mengaku tidak memikirkan kerugian dalam mengalirkan listrik di wilayah Terpencil, Terluar dan Terdepan (3T).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 06 Okt 2017, 19:34 WIB
Dirut PT PLN, Sofyan Basir mengatakan apabila perlu, pihaknya akan mengajak KPK bekerja sama dalam pengawasan proyek listrik 35.000 MW tersebut, Jakarta, Senin (30/5/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) mengaku tidak memikirkan kerugian dalam mengalirkan listrik di wilayah Terpencil, Terluar dan Terdepan (3T). PLN pun tidak memungut tagihan listrik ke pelanggan di wilayah terebut.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, sudah ada ratusan wilayah yang masuk ketegori 3T, mendapat fasilitas pembebasan biaya tagihan listrik‎ dari PLN.

PLN tidak peduli atas kerugian yang diderita PLN, karena jauh lebih penting masyarakat mendapatkan listrik. ‎"Banyak, ratusan pulau. Saya tidak peduli, pokoknya harus nyala," kata Sofyan, di Jakarta, Jumat (6/10/2017).

Sodyan mengakui bahwa PLN mengalami kerugian karena mengalirkan listrik di wilayah tersebut. Namun, hal ini bisa diatasi dengan melakukan subsidi silang, dari pendapatan penjualan listrik di wilayah yang kondisinya lebih baik seperti di Jawa.

"Di pulau itu memang rugi, tapi di pulau Jawa kita untung ngasih listrik itu ke pabrik-pabrik," jelasnya.

Selain membebaskan tagihan listrik, PLN juga membebaskan biaya menyambungan listrik. Biaya penyambungan listrik ditanggung oleh PLN atau berasal dari dana tanggung jawab sosial perusahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Jadi itulah BUMN. Kemarin teriak-teriak kenapa semua proyek dipegang BUMN, iya swasta mau tidak? Sudah. BUMN perintah, jalan kan itu," ungkap Sofyan.

Salah satu wilayah 3T yang mendapat fasilitas pembebasan tagihan listrik adalah Pulau Liran yang terletak di Kabupaten Wetar Barat Maluku. Pulau ini berbatasan dengan Timor Leste.

Menurut Sofyan, PLN tidak memungut tagihan atas penggunaan listri di pulau yang dihuni 380 Kepala Keluarga terebut, karena masyarakat di Liran tidak memiliki penghasilan.

‎"Sekarang saya tanya, saya bikin diesel di sana, taruh tiang di sana untuk memasang meteran dan instalasi mereka tidak punya uang. Wong sebulan tidak punya uang, saya tanya makan dari mana? Nombak ikan. Tidak melaut? Enggak punya bensin," tutup Sofyan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya