Panglima TNI Sebut Presiden Jokowi Bingung karena Hal Ini

Panglima TNI lantas menyindir peraturan atau Undang-Undang (UU) di Indonesia yang kerap bisa dibeli.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 07 Okt 2017, 07:29 WIB
Presiden Jokowi dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berbincang usai melepas keberangkatan pesawat Hercules yang membawa bantuan untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (13/9). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyebut, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sempat bingung karena banyaknya aturan yang ada di Indonesia. Penyebabnya, kata Gatot, karena ada peraturan daerah (Perda) yang sempat ingin dihapus pemerintah pusat beberapa waktu lalu, tapi dilarang Mahkamah Konstitusi (MK).

"Sekarang presidennya bingung, iya presiden bingung. Banyak sekali peraturan. Begitu Mendagri memangkas 3.000 aturan (perda), MK bilang enggak boleh. Bingung," ujar Gatot saat hadir dalam acara "Islam, TNI, dan Kedaulatan Bangsa" di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat 6 Oktober 2017.

Gatot lantas menyindir peraturan atau undang-undang (UU) di Indonesia yang kerap bisa dibeli. Menurut dia, hal ini diketahui saat dia sedang mengisi acara di Universitas Indonesia (UI).

"Saya ceramah di UI. Saya tanyakan, kalau suatu saat kamu punya negara, negaranya Ekuator, kemudian dalam kondisi krisis, penduduknya bakal kelaparan, melihat Indonesia apa yang akan dilakukan. Mahasiswanya cerdik, 'saya beli undang-undang Pak' (Saya jawab) Caranya? (Mahasiswa) 'loh, kitab undang-undang bisa kita beli'. Mahasiswa bilang seperti itu," papar Gatot.

Dengan begitu banyaknya undang-undang yang ada di Indonesia, Gatot menegaskan, Indonesia sebenarnya negara sangat kaya.

"Akhirnya bingung sekarang. Pak Jokowi ngomong sama saya, dikurangi, sama MK enggak boleh," kata dia.

"Ini yang seharusnya kita sama-sama sadar bahwa kita tinggal di negara yang sangat kaya sekali, sedangkan orang lain akan kekurangan," imbuh Panglima Gatot.


ISIS Bohong

Gatot kemudian mencontohkan negara-negara lain yang sangat kekurangan. Ia bahkan menyebut ISIS bohong.

"Di Arab Spring sana, Irak, Suriah, Libya ribut semua. Apa yang diributin? Ujung-ujungnya minyak. ISIS bohong, yang dicari minyak. Nah kalau minyak habis? Kalau minyak habis kan tumbuh-tumbuhan. Sawit, tumbuh-tumbuhan adanya di sini, jadi di sini akan jadi perang kancah perebutan minyak sekaligus makanan, sekaligus air," tegas Gatot.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya