Rusia: Korut Akan Luncurkan Rudal ke AS dalam Waktu Dekat

Dua momen hari libur umum Korut dan AS dalam waktu dekat disinyalir berpotensi besar digunakan untuk meluncurkan rudal ke Negeri Paman Sam.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 07 Okt 2017, 18:00 WIB
PBB sebelumnya memberikan sanksi kepada Korut atas upaya pengembangan nuklir yang dianggap membahayakan keamanan internasional.

Liputan6.com, Moskow - Seorang anggota parlemen Rusia yang baru saja kembali dari kunjungan ke Pyongyang mengatakan bahwa Korea Utara sedang bersiap untuk meluncurkan rudal lain dalam waktu dekat.

Seperti diberitakan Daily Mail, Sabtu (7/10/2017), Anton Morozov dari Partai Liberal-Demokrat menambahkan bahwa dia telah melihat perhitungan yang menunjukkan bahwa rudal Korut akan menghantam Pantai Barat AS.

Morozov juga menuturkan, sejumlah warga Korut mengatakan kepadanya bahwa mereka memiliki teknologi yang memungkinkan untuk membawa hulu ledak kembali ke Bumi secara utuh.

Korut biasanya memilih momen besar agar peristiwa peluncuran rudal milik mereka disorot publik. 

Selasa, 10 Oktober 2017 pekan depan, warga Korut merayakan hari jadi Partai Buruh yang berkuasa di negara tersebut. Sementara pada Senin 9 Oktober, AS merayakan Hari Columbus.

Kedua momen itu berpotensi besar menjadi waktu peluncuran rudal tersebut.

Kim Jong Un biasanya menggunakan tes rudal bertepatan dengan hari libur Amerika untuk memastikan liputan media maksimal. Uji coba rudal besar terakhir yang dilakukannya terjadi pada Hari Kemerdekaan Negeri Paman Sam pada 4 Juli lalu, yang menurut Kim adalah "hadiah untuk Amerika....".

Berita soal serangan untuk AS itu muncul setelah Presiden Trump membahas situasi Korut dengan para pemimpin militer pada Kamis, 5 Oktober, yang ia gambarkan saat ini sebagai "ketenangan sebelum badai".

Ketika ditanya oleh wartawan tentang apa maksudnya, Trump hanya menjawab, "Anda akan tahu nanti."


Pembalasan Kim Jong-un untuk Trump?

Berita soal peluncuran rudal dalam waktu dekat itu muncul setelah Kim Jong-un mengancam akan melumpuhkan Donald Trump "dengan api", setelah ia juga diancam akan dihancurkan -- melalui sebuah pidato di PBB.

Dalam pidato debutnya di PBB, Presiden AS itu berikrar untuk meluluhlantakkan Korea Utara. Ia juga menjuluki pemimpin Korut, Kim Jong-un, "Rocket man".

"Rocket man tengah melaksanakan sebuah misi bunuh diri bagi dirinya dan negaranya," tutur Trump di Markas Besar PBB di New York pada Selasa, 19 September 2017.

Tak lama kemudian, Kim Jong- un pun membalas. Dalam pernyataan tertulisnya, Kim menyebutkan bahwa dia "akan mempertimbangkan dengan serius atas respons, tindakan balasan level tertinggi dalam sejarah".

Dalam sebuah pidato pribadi yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Presiden Trump, Kim mengatakan bahwa AS akan "membayar mahal".

Beberapa pengamat internasional percaya Korut benar-benar akan menyerang AS atau negara sekutunya, karena tidak ada kemungkinan bisa memenangi perang dengan Amerika.

Namun, Menteri Luar Negeri Korut, Ri Yong Ho, tetap percaya diri negaranya mampu melawan AS. Ia menyebut Korut bisa meluncurkan hulu ledak di Samudra Pasifik, dan demonstrasi semacam itu akan membuktikan bahwa mereka memiliki senjata nuklir yang layak.

Kim Jong-un juga percaya bahwa memiliki senjata semacam itu, dan membuktikan kepada masyarakat internasional keberhasilan penggunaannya adalah kunci untuk memastikan kelangsungan hidup rezimnya.

Sebagian besar ahli sepakat bahwa Korea Utara telah memiliki rudal yang mampu menjangkau sebagian besar AS, Hwasong-14 -- yang telah mereka uji berkali-kali. Kim juga mengklaim memiliki bom hidrogen kuat yang bisa dimuat ke rudal -- setelah negara melakukan uji coba nuklir keenam yang berhasil awal tahun ini.

Hambatan terakhir Korut kabarnya adalah menyempurnakan teknologi untuk membawa hulu ledak kembali ke Bumi secara utuh dan sesuai target.

Sejauh ini tak diyakini Korut memiliki teknologi tersebut, karena pembawa Hwasong-14 sebelumnya terlihat jatuh kembali ke laut dalam kondisi terbakar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya