Liputan6.com, Jakarta - Hacker asal Rusia dikabarkan telah mencuri data-data rahasia dari National Security Agency (NSA) melalui salah satu agen kontraktornya dengan bantuan software milik perusahaan keamanan Kaspersky Lab.
Namun, tudingan ini langsung ditepis oleh Kaspersky Lab melalui keterangan tertulisnya kepada media.
Baca Juga
Advertisement
Kaspersky Lab menyebut, pihaknya belum menerima atau ditunjukkan bukti apapun yang menunjukkan keterlibatan perusahaan dalam dugaan insiden peretasan data rahasia itu.
Kaspersky Lab juga menegaskan, perusahaan tidak memiliki hubungan apa pun dengan pemerintah mana pun termasuk Rusia.
"Tampaknya satu-satunya kesimpulan yang ada, Kaspersky Lab saat ini terjebak di tengah-tengah pertarungan geopolitik," demikian pernyataan Kaspersky yang diterima Tekno Liputan6.com, Minggu (8/10/2017).
Selain itu, perusahaan bersikeras tidak akan meminta maaf karena bersikap agresif dalam pertempuran melawan malware dan penjahat dunia maya.
Kaspersky pun menekankan, selama 20 tahun telah aktif mendeteksi dan mengurangi infeksi malware secara independen, terlepas dari mana sumbernya.
"Penting juga untuk dicatat bahwa produk Kaspersky Lab mematuhi standar ketat dari industri keamanan siber dan memiliki tingkat akses serta hak akses yang serupa terhadap sistem yang kami lindungi seperti vendor keamanan populer lainnya di AS dan di seluruh dunia,” kata Kaspersky Lab.
Hacker Curi Data Rahasia NSA
Sebelumnya, NSA disebut-sebut telah diretas oleh hacker Rusia yang berhasil masuk melalui software keamanan milik Kaspersky Lab.
Mengutip The Wall Street Journal, Minggu (8/10/2017), peretasan itu diduga terjadi setelah seorang agen kontraktor NSA memindahkan data rahasia milik NSA ke komputernya di rumah.
Disebutkan, pada komputer agen tersebut terinstal software antivirus milik Kaspersky Lab yang diduga memungkinkan hacker Rusia menembus keamanan dan memperoleh dokumen rahasia itu.
Kejadian ini dipercaya terjadi pada tahun 2015. Pada tahun itu pula, agen yang dimaksud telah dikeluarkan dari pekerjaannya.
Menurut informasi dari sumber anonim, data yang dipindahkan ke komputer pribadi tersebut mencakup alat hacking yang dikembangkan NSA untuk menggantikan alat seupa yang sebelumnya mampu dibobol oleh mantan kontraktor NSA Edward Snowden.
Menurut seorang sumber anonim, dengan pencurian data rahasia tersebut, pemerintah Rusia akan lebih mudah mendeteksi dan menghindari tindak spionase siber dari pemerintah AS. Dengan data curian itu pula, Rusia disebut-sebut mampu melacak aktivitas siber AS.
Gara-gara inilah, pemerintah AS menuding Kaspersky Lab beroperasi sebagai alat spionase Rusia. Akibatnya, pemerintah AS melarang penggunaan software milik Kaspersky Lab di kalangan pemerintah federal, negara bagian, dan publik Amerika.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement