Asap Putih Gunung Agung Setinggi 1,5 Km, Berikut Penjelasan PVMBG

PVMBG justru senang dengan keluarnya asap putih Gunung Agung setinggi 1,5 km. Apa alasannya?

oleh Dewi Divianta diperbarui 08 Okt 2017, 13:00 WIB
Warga memantau aktivitas Gunung Agung di Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Jumat (29/9). Petugas gabungan akan menyisir kawasan rawan bencana untuk mengevakuasi warga yang belum mengungsi. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Karangasem - Asap dari kawah Gunung Agung terpantau semakin tinggi, pada Sabtu malam, 7 Oktober 2017. Ketinggian asap putih yang mengindikasikan pergerakan gas magmatik di perut Gunung Agung terpantau setinggi 1,5 kilometer.

Namun, ketinggian asap putih itu membuat senang Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil‎‎ menjelaskan, asap putih itu sebagai manifestasi pelepasan energi dari perut gunung setinggi 3.031 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.

"Asap putih itu indikasi pelepasan energi," ucap Devy‎ di Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu (8/10/2017).

Devy mengaku senang gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem itu melepaskan energinya. Bila energi di perut Gunung Agung tak keluar, maka bisa semakin terakumulasi.

"Bagus malah, daripada energinya enggak pernah dikeluarkan, bisa terakumulasi," tutur dia.

Devy mengakui, jika asap putih yang semakin meninggi, itu menandakan aktivitas di dalam perut Gunung Agung itu makin meninggi. Gas magmatik terus bergerak dan pemanasan air di dalam perut gunung itu makin menjadi.

"Makin memanaskan, ya. Untuk energi memang masih tinggi dan terus mendesak. Gas magmatik terus bergerak juga, terjadi pemanasan air di dalam Gunung Agung," ujarnya.

Hanya saja, menurut Devy Kamil, kini ketinggian asap Gunung Agung kembali menurun. Pantauan pada Minggu pagi tadi, asap putih hanya setinggi‎ 50 meter.‎

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya