Liputan6.com, Garut - Sebanyak 18 kecamatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, termasuk kategori Siaga I bencana tahun ini. Apa saja yang akan dilakukan pemerintahan Kota Dodol tersebut saat ini?
Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengatakan bahwa sekalipun terbilang rawan bencana dengan kewaspadaan tingkat tinggi, lembaganya telah menerapkan mitigasi bencana di hampir seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Garut.
"Secara teknis Kamis ini (12 Oktober 2017) kami akan melakukan rapat koordinasi semua pihak, untuk mengimplementasi zona mana saja yang akan menjadi prioritas," ucap Rudy, selepas apel di lapangan Setda Garut, Senin (9/10/2017).
Baca Juga
Advertisement
Masuknya musim hujan, menurut dia, memang menjadi ancaman tersendiri bagi Garut yang termasuk wilayah dengan kategori ancaman bencana terbanyak kedua secara nasional. Namun, adanya mitigasi bencana serta kesigapan semua pihak termasuk masyarakat di sekitar zona bencana, menyebabkan hal itu bukan hal yang harus dipersoalkan.
"Makanya saya minta masyarakat tetap selalu waspada," ia mengingatkan.
Untuk mendukung pelaksanaan teknis di lapangan, Pemerintah Kabupaten (Pemkba) Garut telah menyiapkan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) hingga Rp 5 miliar untuk menanggulangi bencana alam, terutama memasuki musim penghujan ini. "Seluruhnya Rp 8 miliar, namun yang Rp 3 miliar sudah digunakan," kata Bupati Garut.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Antisipasi Ancaman Longsor
Selain itu, menurut Bupati Rudy, Pemkab Garut telah mengantisipasi ancaman bahaya longsor yang setiap saat mengintai dan berpotensi menimbulkan kerusakan infrastruktur masyarakat. Lembaganya telah menerjunkan tiga alat berat yang setiap saat siap digunakan.
"Ada tiga alat berat yang sudah disebar. Pertama, untuk daerah Singajaya dan Cihurip, kedua di daerah Pameungpeuk, ketiga di Cisompet," ujarnya.
Adapun Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut, Dadi Djakaria mengakui, masuknya musim hujan menyebabkan lembaganya siaga terus menerima informasi adanya bencana dari masyarakat.
"Kami siap melaksanakan apa yang diperintahkan Pak Bupati, apalagi saat ini dalam cuaca yang ekstrem," katanya.
Untuk mewujudkan respons cepat tanggap yang diharapkan Pemkab Garut, BPBD mengakui kekurangan sumber daya manusia (SDM) di lapangan. "PNS atau ASN kita hanya 28 orang, dan sisanya dibantu non-PNS, sehingga kami kesulitan dan tidak bisa disiagakan di seluruh titik bencana," Dadi membeberkan.
Hingga tahun lalu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, dari total 494 kabupaten dan kota se-Indonesia, tiga wilayah di Jawa Barat memiliki ancaman bencana paling tinggi. Posisi pertama Kabupaten Garut, disusul Sukabumi, dan Tasikmalaya.
Beberapa titik yang kerap terjadi bencana alam, terutama banjir dan longsor secara tak terduga antara lain Jalur Selatan seperti longsor, yakni Jalan Raya Pameungpeuk-Garut, kemudian Bungbulang, Cisewu, dan Talegong.
Akibatnya, tak jarang material longsor menutup badan jalan, sehingga mengganggu arus lalu lintas yang menghubungkan Garut Kota dengan wilayah selatan Garut.
Advertisement