Menikah Dua Kali, Pria Lebih Berisiko Gagal Lagi

Statistik menunjukkan, pernikahan kedua yang dilakukan pria memiliki risiko kegagalan yang lebih besar.

oleh Nilam Suri diperbarui 09 Okt 2017, 16:30 WIB
Statistik menunjukkan, pernikahan kedua yang dilakukan pria memiliki risiko kegagalan yang lebih besar.

Liputan6.com, Jakarta Terkadang, perceraian memang tak bisa terelakkan. Dan tak jarang, setelah gagal di pernikahan pertama, orang-orang kemudian memutuskan untuk mencoba menikah lagi.

Sayangnya secara statistik, angka kegagalan pria pada pernikahan keduanya lebih tinggi dibanding pernikahan pertama. Kenapa bisa begitu?

Menurut Ken Solin, seorang pakar hubungan yang menulis untuk Huffington Post, dikutip Senin (9/10/2017), banyak pria tidak bisa memetik pelajaran dari kesalahan pada pernikahan pertama mereka yang gagal. Akibatnya, mereka memiliki luka emosional yang tak tersembuhkan.

Menurut Solin, banyak di antara pria ini tak menyadari luka hati mereka. Tentunya, banyak wanita yang menolak untuk terus memperjuangkan hubungan mereka, karena si pria berlaku seperti zombi, yang hanya terus hidup tanpa emosi.

Lantas, kenapa pria tidak menyelesaikan permasalahan hati dan menyembuhkan luka batin mereka?

Kebanyakan karena mereka tidak tahu caranya. Mereka tidak tahu harus berbicara pada siapa, atau bahkan apa arti dan tujuannya mereka harus melakukan hal itu.

Menurut Solin, terapi perorangan bisa membantu pria meluapkan dan melepaskan rasa sakit dan marahnya. Namun, hal ini biasanya membutuhkan proses panjang, dan tingkat kesuksesannya pun bergantung pada kelihaian terapis yang mendampingi pria tadi.

Solin juga mengatakan, pria-pria ini sebenarnya membutuhkan kelompok pertemanan yang kuat. Partner yang bisa membantu mereka melewati masa-masa sulit dan dapat dijadikan teman bicara.

Solin mendorong pria dalam kelompok pertemanan ini untuk mendukung satu sama lain dan berbicara tentang perceraian mereka, sampai mereka bisa melihat dengan jelas andil mereka dalam pernikahan yang gagal tersebut.

Ketika mereka sudah bisa melihat hal ini secara jelas, mengetahui kesalahan mereka, dan tahu cara mengatasinya, barulah mereka siap untuk memulai hubungan baru.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 


50 Persen Pria Gagal

Kebanyakan pria tidak belajar dari kesalahan mereka.

Sayangnya, hampir 50 persen pria yang ditangani oleh Solin gagal untuk melakukan hal ini. Mereka terus menibankan kesalahan pada mantan istri, tanpa bisa melihat kesalahan mereka sendiri. Kemudian, mereka memutuskan untuk mencari pasangan baru yang bisa menenangkan dan menghibur mereka.

Sayangnya, hal ini akan membuat hubungan baru mereka sudah keliru sejak awal. Pria-pria ini biasanya merasa tak bermasalah untuk membebankan kesalahan masa lalu mereka pada pasangan barunya.

Jadi, jika Anda adalah seorang wanita yang sedang berpikir untuk menjalin hubungan serius dengan pria yang sudah bercerai, apalagi yang baru saja bercerai, Solin menyarankan untuk berpikir kembali. Kecuali jika Anda memang benar-benar yakin dia sudah menyembuhkan luka hati dan mengangkat beban emosionalnya secara menyeluruh.

Karena bagaimanapun memang selalu ada unsur keajaiban dalam pernikahan. Namun, keajaiban yang timbul tadi adalah sesuatu yang muncul dari pilihan yang sudah dipertimbangkan secara matang, bukan yang muncul begitu saja seperti kelinci dari topi pesulap.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya