Liputan6.com, Jakarta - Selama ini kita mengenal ukuran kecerdasan dengan IQ (intelligence quotient). Namun, ternyata IQ bukanlah seperti yang kita ketahui selama ini, melainkan kecepatan kita menyerap informasi baru.
Beberapa penelitian longitudinal (jangka panjang) mengungkapkan bahwa IQ menjadi tetap pada usia dini, sehingga tingkatan itulah yang kita bawa seterusnya.
Namun demikian, kita tidak perlu khawatir. Seperti dikutip dari theladders.com pada Senin (9/10/2017), IQ sama sekali bukan satu-satunya yang menentukan kesuksesan dalam hidup.
Penelitian bahkan mengungkapkan bahwa itu bukanlah faktor terpenting, meski menjadi kebanggaan tersendiri jika memiliki IQ tinggi.
Baca Juga
Advertisement
Sejauh ini, umumnya tak pernah diketahui secara pasti betapa cerdasnya seseorang.
IQ sebenarnya sukar dihitung, kecuali kalau kita tidak keberatan membayar ratusan dolar pada seorang profesional terlatih untuk mengujinya.
Suatu penelitian baru memberikan beberapa pentunjuk menarik yang mengaitkan pengalaman dalam hidup, misalnya, dengan tingginya kecerdasan.
Jika ada sebagian dari beberapa ciri berikut ada pada diri, maka kemungkinan Anda termasuk dalam kategori pemilik IQ tinggi -- walaupun sejatinya tak hanya dibatasi oleh 5 hal berikut.
1. Kecemasan
Sukar rasanya menganggap kecemasan sebagai sesuatu yang baik, tapi bukti yang ada ekspresi tersebut tak selalu menimbulkan efek buruk.
Menurut ahli psikiatri Jeremy Coplan yang mempelajari beberapa pasien dengan gangguan kecemasan (anxiexty disorder), orang dengan gejala kecemasan terparah memiliki angka IQ yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang kadar cemasnya biasa saja.
Beberapa penelitian lain mengungkapkan, angka IQ verbal lebih tinggi di kalangan orang yang memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi juga.
Eksperimen lain yang lebih kompleks terkait hal itu pernah dilakukan di Interdisciplinary Center Herzliya di Israel.
Saat itu para peneliti bertanya kepada para peserta untuk melakukan evaluasi karya seni yang disajikan oleh program perangkat lunak (software), dan kemudian memicu virus palsu pada komputer seakan-akan gangguan itu terjadi karena sesuatu yang dilakukan oleh si peserta penelitian.
Mereka kemudian mengirimkan para peserta untuk suatu tugas bersifat segera untuk mencari bantuan teknis, lalu diganggu lagi dengan beberapa halangan di tengah proses.
Mereka mendapati bahwa para peserta yang paling cemas adalah juga yang paling fokus dan ekeftif dalam menjalankan tugas-tugas.
Advertisement
2. Pembaca Usia Dini
Penelitian di Inggris terhadap 2.000 pasangan kembar identik mendapati bahwa walaupun gen mereka identik, anak-anak yang mulai membaca lebih dini memiliki angka IQ (verbal maupun nonverbal) lebih tinggi daripada saudara-saudara kandung mereka.
Penjelasan mudahnya, anak-anak yang lebih dini belajar membaca melakukannya karena mereka lebih pintar.
Tapi ternyata tidak demikian. Para peneliti menyimpulkan bahwa belajar membaca secara dini sebenarnya merupakan dampak perkembangan yang menjadikan anak-anak itu lebih pintar.
Jadi, jika seseorang menjadi pembaca dini, itu mungkin bukan karena mereka pintar. Justru sebaliknya, seseorang lebih pandai karena ia adalah seorang pembaca dini.
3. Kidal
Di masa lalu, para guru di sekolah sering memaksa siswa-siswanya yang kidal agar menulis menggunakan tangan kanan. Hal itu sebenarnya merupakan pandangan usang.
Memang benar, ada korelasi kecil yang belum bisa dijelaskan antara kidalnya seseorang dengan keberadaannya sebagai kriminal, tapi ada beberapa manfaat intelektual menjadi orang kidal.
Suatu penelitian menunjukkan bahwa keadaan kidal berkaitan dengan pemikiran yang bersifat divergen (berbeda), terutama pada kaum pria.
Kemampuan unik menggabungkan secara berarti 2 obyek yang tak berhubungan merupakan pertanda kecerdasan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement
4. Pelajaran Musik di Masa Kecil
Ada beberapa penelitian yang menunjukan bahwa pelatihan musikal meningkatkan kecerdasan verbal dan fungsi eksekutif (pengambilan tindakan), yaitu suatu fungsi yang penting untuk fokus dan pengendalian diri.
Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh ahli psikologi Sylvain Moreno, sebanyak 48 anak berusia antara 4 hingga 6 tahun ikut serta dalam program pelatihan berkomputer dipimpin seorang guru.
Selama 1 jam sehari, lima hari dalam seminggu selama 4 minggu, setengah dari siswa-siswa itu menyelesaikan program musik dan setengahnya lagi menyelesaikan program seni visual.
Di ujung eksperimen, sekitar 90 persen anak yang menerima pelatihan musik menunjukkan peningkatan pada IQ verbal.
5. Seorang yang Lucu
Berbahagialah mereka yang gemar melucu di kelas. Penelitian menunjukkan, adanya hubungan yang kuat antara kelucuan dengan angka tinggi untuk kecerdasan verbal dan pemikiran abstrak.
Sepertinya kelucuan seseorang adalah hasil dari pikiran yang 'tajam'.
Advertisement