Liputan6.com, Jakarta - Dwi Hartanto, namanya tiba-tiba tenar di jagat maya. Pelajar Indonesia yang kini tengah menempuh pendidikan di Belanda akhirnya membongkar sederetan kebohongan tentang sejumlah prestasi yang diperolehnya.
Dalam setahun terakhir, nama Dwi Hartanto dikenal media massa sebagai ilmuan muda Indonesia yang ahli dalam kedirgantaraan dan roket. Julukan The Next Habibie pun sempat disandangnya.
Advertisement
Atas perbuatannya, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Universitas Teknik Delft mengeluarkan pernyataan keras.
Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Senin (9/10/2017), tak hanya mengutuk kebohongan Dwi Hartanto, PPI Delft akan memediasi pertemuan Dwi dengan seluruh ilmuan Indonesia dan menjaga kode etik akademik demi menjaga integritas pribadi, lembaga, bangsa, dan negara.
Pernyataan sikap ini sontak mengundang reaksi Dwi Hartanto. Dalam laman Facebooknya, Dwi merilis daftar kebohongan yang direkayasanya selama ini.
Di antaranya, Dwi adalah lulusan SI Teknik Industri di Apkrind Yogyakarta tahun 2005, bukan lulusan dari Universitas Tokyo, Jepang. Saat ini, stasus Dwi adalah kandidat doktoral bukan calon profesor.
Selanjutnya, protek roket yang diakuinya sebagai proyek antariksa Belanda adalah roket amatir mahasiswa sebagai tugas ekstrakulikuler kampus.
Selain itu, Dwi Hartanto juga tidak pernah memenagkan lomba riset dirgantara, seperti yang dia gembar-gemborkan. Papan hadian dengan nilai uang sebesar 15 ribu Euro dibuatnya sendiri untuk properti foto.
Langkah tegas Kementerian Luar Negeri lewat KBRI Den Haag ini selayaknya jadi pelajaran bagi seluruh ilmuan Indonesia agar menjaga kode etik akademik serta nama baik di mata dunia.