Bangun Sirkuit MotoGP di Mandalika, Prancis Kucurkan Rp 6,7 T

Seluruh proyek ini diharapkan rampung pada 2019, sehingga pada 2020 sirkuit sudah dapat beroperasi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Okt 2017, 17:06 WIB
Pebalap Moto GP, Andrea Dovizioso melewati tikungan saat trek basah pada balapan MotoGP San Mariono di Sikuit Marco Simoncelli, Misano Adriatico, Italia (10/9/2017). Dovizioso finis posisi ketiga. (AP/Antonio Calanni)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui BUMN akan mengembangkan kawasan ekonomi khusus yang memiliki fasilitas sirkuit MotoGP berstandar internasional di Mandalika, Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).

PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menggandeng perusahaan konstruksi asal Prancis, Vinci Construction, untuk berinvestasi di kawasan ini.

Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer mengatakan, upaya merealisasikan proyek ini, keduanya akan membentuk perusahaan patungan untuk mengelola dan mengoperasikan kawasan seluas 120 hektare (ha).

"Kita mendapatkan penugasan untuk mengelola kawasan Mandalika seluas 1.000 hektare. Untuk mengembangkan kawasan ini, kita membutuhkan dana sebesar Rp 3,3 triliun selama 10 tahun," kata Abdulbar ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/10/2017).

Dari 1.000 ha ini, Vinci akan menyewa lahan sekitar 120 ha yang rencananya dibangun hotel serta sirkuit MotoGP. Untuk merelisasikan proyek tersebut, Vinci akan membenamkan investasi sebesar US$ 500 juta atau setara Rp 6,7 triliun (kurs BI Rp 13.504 per dolar AS).

Pada tahap awal, Vinci membangun sirkuit MotoGP baru kemudian hotel. Seluruh proyek ini diharapkan rampung pada 2019, sehingga pada 2020 sirkuit sudah dapat beroperasi.

Dalam kepemilikannya, saham mayoritas perusahaan patungan ini akan dimiliki Vinci. Sementara sisa lahan yang akan dikembangkan di Mandalika, ITDC terus mencari mitra strategis lainnya.

Dengan adanya penugasan membangun kawasan Mandalika, Abdulbar menjelaskan akan sedikit berdampak pada kinerja perusahaannya.

Laba bersih ITDC diperkirakan turun menjadi Rp 60 miliar dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar Rp 80 miliar di tahun ini. Sementara, pos pendapatan diproyeksikan meningkat menjadi Rp 260 miliar per akhir 2017 dari tahun lalu Rp 240 miliar. "Walaupun laba turun, namun aset meningkat karena adanya penugasan dari pemerintah ini," tutup Abdulbar.

Tonton Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya