Gunakan Pakaian Dalam, Pria Jepang Kumpulkan Sampah di Jalanan

Tanpa rasa malu, sekelompok pria Jepang yang menggunakan pakaian dalam tradisional berupa kain pendek ini mengumpulkan sampah.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 09 Okt 2017, 17:07 WIB
Pakaian dalam tradisional Jepang. (AP)

Liputan6.com, Tokyo - Sekelompok sukarelawan muda Jepang berkeliaran di jalanan Tokyo untuk mengumpulkan sampah, hanya dengan menggunakan sehelai kain pendek sebagai penutup alat vital mereka. Terkadang mereka menggunakan mantel tradisional saat cuaca dingin, seperti yang terjadi pada hari Kamis 6 Oktober 2017.

Seperti dikutip dari Asia One, Senin (9/10/2017), kegiatan itu mereka lakukan secara teratur selama bertahun-tahun.

Kali ini, mereka beraksi di area perbelanjaan ikonik Shibuya yang dikenal juga sebagai pusat budaya pemuda bangsa.

Mereka berharap bisa menginspirasi orang lain untuk menjaga kota tetap bersih dari sampah. Selain itu, juga untuk memperkenalkan kembali pakaian dalam tradisional Jepang yang disebut fundoshi.

Sebagian besar relawan kali ini berasal dari perusahaan pengembangan sumber daya manusia, walaupun acara tersebut merupakan kegiatan reguler yang diselenggarakan oleh Fundonshi-bu -- perusahaan yang memproduksi dan menjual pakaian dalam tradisional Jepang tersebut.

Meski secara tradisional dianggap sebagai pakaian dalam laki-laki, kostum tersebut juga digemari kaum wanita, yang melihatnya sebagai simbol kebebasan.


Pahlawan Super

Aksi bersih-bersih yang pernah menjadi sorotan sebelumnya dilakukan oleh superhero Mangetsu-man -- yang berarti Mr Full Moon dalam Bahasa Inggris dan di Bahasa Indonesia jadi 'Tuan Purnama'.

Tak seperti pahlawan super lainnya, yang satu ini memilih musuh berbeda: sampah. Senjata andalannya adalah sapu, pengki, dan pasukan relawan yang bergabung dengan misinya.

Seperti diberitakan NDTV pada 27 Agustus 2014, dia pertama kali muncul di jalan-jalan Tokyo tahun 2013. Tanpa publisitas atau gembar-gembor, sosoknya yang unik menarik perhatian publik. Mangetsu-man rajin bersih-bersih di sekitar kawasan bisnis Nihonbashi, Tokyo.

Superhero ini berkostum celana ketat berwarna ungu dan berjubah merah-ungu. Sebagai ciri khasnya, Mangetsu-man mengenakan topeng besar berbentuk bulat dengan warna kuning -- meniru bentuk bulan purnama.

Meski belum lama muncul, Mangetsu-man dengan cepat menjadi selebritas lokal di dekat jembatan yang sering didatanginya untuk bersih-bersih.

Mangetsu-man. (Reuters)

Ia tak menolak berinteraksi dengan publik. Mangetsu-man berbicara melalui ponselnya, menjawab pertanyaan yang jawabannya sudah direkam dengan suara yang disamarkan menggunakan aplikasi.

Saat ditanyakan tentang misinya, Mangetsu-man pun dengan semangat membeberkannya.

"Bersih-bersih tidak hanya tentang membuat sesuatu yang kotor menjadi bersih. Tapi untuk selalu menjadi bersih. Tentang bagaimana cara menjaga hati seseorang bersih. Jika lebih banyak orang di seluruh dunia melakukannya, aku percaya makin sedikit berita negatif. Aku ingin membersihkan semua hal negatif di dunia, melalui kekuatan pembersihan," kata pahlawan super bertopeng itu.

Namun, Mangetsu-man mengakui kekuatannya terbatas. Tak seperti superhero lain yang memiliki kekuatan atau senjata pamungkas.

"Aku melakukan ini secara pribadi, bukan sebagai bagian dari kelompok yang lebih besar. Ketika aku melihat bulan purnama pertama tahun 2013, aku mendengar suara ini dari langit yang mengatakan 'Mangetsu-man', dan sejak saat itu lah aku mengemban tugas membawa perdamaian ke dunia," tutur dia.

"Tidak seperti pahlawan lain, aku tidak memiliki kekuatan khusus atau senjata. Yang aku miliki adalah sapu dan pengki. Tapi aku ingin membuktikan bahwa aku dapat membantu membawa perdamaian melalui kekuatan pembersihan," urai dia.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya