PVMBG Datangkan Alat Khusus‎ untuk Gunung Agung, Apa Fungsinya?

Awalnya, PVMBG hendak menggunakan alat itu untuk melakukan pengukuran di puncak Gunung Agung.

oleh Dewi Divianta diperbarui 10 Okt 2017, 12:00 WIB
Seorang petugas menguji coba alat pendeteksi gas ‎vulkanik Gunung Agung yang didatangkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Karangasem - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mendatangkan alat pendeteksi gas ‎vulkanik Gunung Agung. Staf Bidang Geokimia PVMBG Udan Sain‎ menjelaskan, alat tersebut bernama Multi GAS (Multiple Gas Analyzer System).

Alat tersebut adalah instrumen untuk mengukur gas di udara di sekitar lokasi. "Biasanya alat ini kita gunakan untuk mengukur gas-gas vulkanik atau gas-gas yang dilepaskan oleh gunung api," ucap Udan, di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Senin, 9 Oktober 2017.

Ia menjelaskan, alat tersebut tak dipasang permanen alias bisa mobile dan sering digunakan untuk mengukur kandungan gas gunung api di berbagai tempat.‎ Menurut Udan, awalnya alat itu hendak digunakan untuk melakukan pengukuran di puncak Gunung Agung.

"Tapi berhubung aktivitasnya sangat tinggi dan PVMBG sudah merekomendasikan untuk tidak memasuki zona bahaya, sehingga sampai saat ini alat ini di Gunung Agung belum kita gunakan," tuturnya.

Karena alat tersebut untuk mengukur gas vulkanik, maka penggunaannya mesti ke sumber keluarnya gas. "Jadi, dia harus dibawa ke sumbernya, meskipun tidak langsung di titik keluarnya gas," kata Udan.

Kendati begitu, Udan memaparkan penggunaan alat tersebut tak mesti ditentukan dengan radius sekian untuk menangkap gas vulkanik Gunung Agung. Sepanjang tercium bau gas, alat tersebut bisa digunakan.‎

"Tetapi, sepanjang kita bisa mencium bau gas sulfur atau belerang dari sumber itu, kita bisa melakukan pengukuran," ujarnya.

Melalui alat tersebut, kandungan gas vulkanik bisa terdeteksi. Setidaknya ada tiga gas yang bisa dideteksi oleh alat hasil kerja sama dengan USGS itu. "Pertama gas sulfur terdiri dari SO2 atau belerang dioksida dan sulfur dioksida, kedua hidrogen sulfida (H2S), kemudian gas karbon dioksida (CO2)‎," katanya.

Dengan demikian, menurut Udan, petugas dapat konsentrasi di titik itu. Kemudian untuk tujuan monitoring yang digunakan adalah rasio dari masing-masing gas. Yang dideteksi oleh alat ini hanya konsentrasi kemudian dari konsentrasi itu bisa diolah menjadi rasio.

"Dan alat ini secara otomatis juga akan memberikan hasil dalam bentuk rasio antar-gas," Udan memungkasi penjelasan mengenai alat pendeteksi gas ‎vulkanik Gunung Agung tersebut.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya