Tekan Dampak Gunung Agung, Warga Diminta Taati Aturan Pemerintah

Masyarakat terdampak Gunung Agung diminta tidak termakan berita hoax.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 10 Okt 2017, 11:53 WIB
Petugas gabungan melakukan pendataan kepada pengungsi di Gor Swecapura, Klungkung, Bali, Sabtu (30/9). Pendataan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui warga yang ikut evakuasi namun tidak dalam zona merah Gunungapi Agung. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Untuk meminimalisir risiko erupsi Gunung Agung, masyarakat terdampak yang mengungsi di sejumlah titik diminta tetap konsisten mengikuti imbauan pemerintah.

Mereka diharapkan hanya mempercayai informasi yang valid, seperti dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan TNI/Polri.

"Masyarakat, khususnya para pengungsi, harus tetap memperhatikan dan mentaati langkah-langkah penyelamatan yang diberikan pemerintah. Jangan mudah percaya dengan berita hoax yang menyesatkan seputar Gunung Agung," ujar Dirjen IKP Kominfo Niken Widiastuti kepada Liputan6.com, Selasa (10/10/2017).

Menurut Niken, kini saatnya masyarakat menggunakan media sosial (medsos) untuk menginformasikan hal-hal positif untuk para pengungsi Gunung Agung agar merasa aman dan nyaman.

"Masyarakat harus mendapatkan informasi-informasi terkini dari sumber terpercaya terkait Gunung Agung. Lawan hoax seputar Gunung Agung dengan data dan fakta," jelas Niken.

Sementara Kepala Bidang Mitigasi PVMBG I Gede Suastika mengatakan, aktivitas magma di dapur magma Gunung Agung terus mencari celah untuk membentuk pipa magma. Saat ini, kondisi Gunung Agung masih berada dalam fase kritis. Hal ini ditandai dengan munculnya asap solfatara dan rekahan.

"Magma terus mencari celah yang lemah untuk menerobos ke permukaan dan membentuk pipa magma," ujar Suastika.

 


Ada Keberkahan di Balik Letusan

Menurut Suastika, Gunung Agung mengalami tren penggelembungan semakin naik dari hari ke hari walau dalam skala mikro meter. "Penggelembungan menunjukkan kecenderungan terus naik dalam mikro meter," ucap Suantika.

Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Wisnu Widjaja menjelaskan, proses yang sedang terjadi merupakan sebuah proses yang harus dilalui. Semua pihak, petugas maupun masyarakat harus sabar menghadapinya.

"Karena, setelah terjadi letusan akan ada keberkahan. Yakni, tanah menjadi subur dan limpahan pasir yang nilainya tak terhingga," ulas Wisnu.

Untuk yang berada di zona aman, menurut Wisnu, masyarakat tidak perlu panik. Mereka diminta tetap berada di dalam rumah dan menunggu arahan petugas lebih lanjut.

"Peristiwa ini jangan dijadikan sebagai bencana, tapi menjadi berkah karena ini adalah proses alam," jelas Wisnu.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya