Richard Thaler, Profesor Asal AS Raih Nobel Ekonomi 2017

Profesor asal AS Richard Taler yang memenangkan nobel di bidang ekonomi ini juga sempat menjadi cameo di film the Big Short.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Okt 2017, 12:30 WIB
Richard Thaler (Reuters)

Liputan6.com, New York - Profesor asal Amerika Serikat (AS) Richard Taler memenangkan penghargaan nobel ekonomi. Penghargaan itu diberikan atas penelitiannya terkait mengapa orang membuat keputusan yang buruk.

Karya Thaler mempengaruhi pemerintahan mantan Presiden AS Barack Obama. Bahkan Thaler sempat hadir di film the Big Short yang berkisah soal krisis keuangan pada 2007-2008 yang didorong krisis kredit perumahan AS. Penampilannya pada film tersebut mengutip penelitiannya soal perilaku ekonomi. Thalers menjelaskan obligasi hipotek di film tersebut.

Ia pun mendapatkan hadiah sekitar 9 juta krona Swedia atau sekitar US$ 1,1 juta atas penghargaan nobel ekonomi tersebut.

"Saya akan mencoba menghabiskannya secara irasional," ujar dia seperti dikutip dari laman CNN Money, Selasa (10/10/2017).

Ekonomi dibangun berdasarkan anggapan kalau seseorang membuat keputusan rasional berdasarkan keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka. Namun, sejumlah ekonom sudah lama mengetahui kalau hal itu tak benar. Thaler merupakan pelopor yang mempelajari mengapa orang kadang membuat keputusan tidak masuk akal. Selain itu bagaimana mereka dapat didorong untuk membuat keputusan lebih cerdas.

"Dia membuat ekonomi lebih manusiawi," ujar Peter Gardenfors, Anggota Komite Penghargaan Nobel.

Thaler (72) dari Universitas Chicago mengatakan, kalau nilai terpenting karyanya memberi pemahaman untuk melakukan ekonomi yang baik. "Anda harus ingat kalau manusia adalah manusia," ujar dia.

Buku Thaler pada 2008 berjudul "Nudge:Improving Decisions About Health, Wealth, and Happiness" yang ditulis bersama profesor Cass Sunstein cukup populer.

Mereka berpendapat dengan memahami bagaimana orang membuat keputusan, perilaku ekonomi dapat digunakan untuk mengatasi banyak masalah utama masyarakat dan pengaruhi kebijakan publik. The Economist dan Financial Times pun menempatkannya sebagai buku terbaik.

Karya Thaler cukup mempengaruhi bagaimana pemerintah membuat keputusan. Pada 2010, Inggris membentuk tim Behavioral Insight yang menciptakan kebijakan untuk mendorong warga Inggris membuat pilihan lebih baik yang dapat hemat uang negara.

Selain itu, pemerintahan Obama juga mengeluarkan perintah eksekutif pada 2015. Perintah itu terkait menggunakan ilmu wawasan perilaku untuk melayani orang AS dengan lebih baik.

Ini mendorong departemen untuk identifikasi kebijakan, program dan operasi yang menerapkan wawasan ilmu pengetahuan untuk menghasilkan perbaikan yang baik untuk kesejahteraan masyarakat.

"Teorinya menjelaskan bagaimana orang menyederhanakan pengambilan keputusan keuangan dengan membuat akun terpisah di benak mereka, memusatkan perhatian pada dampak masing-masing keputusan individu ketimbang keseluruhan," tulis Royal Swedish Academy of Sciences.

Royal Academy setiap tahun memberikan penghargaan Sveriges Riksbank dalam ilmu ekonomi. Orang AS berkarya di Univesirty of Chicago mendominasi untuk penerimaan penghargaan tersebut. Thaler adalah pemenang nobel ekonomi ke-29 dari universitas tersebut.

Pada tahun lalu, dua profesor AS dianugerahi penghargaan atas kontribusinya terhadap teori kontrak kesepakatan yang membentuk kebijakan bisnis, keuangan dan publik. Pemenang nobel ekonomi yaitu Oliver Hart dan Bengt Holmstrom.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya