Liputan6.com, Jakarta Di episode sebelumnya, terjadi kehebohan di Kampung Jambu untuk menyambut penghargaan yang diterima warganya, Bang Okim (Aditya Hervapi) dari Gubernur Jakarta. Semua warga bangga melihat prestasi Bang Okim. Namun tak demikian dengan Bang Markasan Ketua RW Kampung Jambu. Bang Markasan kesal karena merasa dia-lah yang layak mendapatkan penghargaan tersebut.
Gara-gara masalah ini, keluarga Bang Okim jadi selalu kena nyinyiran dari keluarga Bang Markasan. Masalah ini lantas juga merembet ke hubungan anak mereka. Medina (Betari Ayu) anak Bang Markasan dilarang dekat-dekat dengan Ilham (Aditya Zoni) anak Bang Okim. Bagaimana kelanjutannya? Berikut sinopsis Tuhan Ada Dimana-mana untuk episode ke-3 yang akan tayang 10 Oktober 2017 malam ini.
Pak RT Dudung memperkenalkan Oki pada Ilham yang sedang mengatur kursi di bawah tenda di halaman rumahnya. Pak RT Dudung bilang, Oki adalah warga baru di Kampung Jambu. Pada Oki, Pak RT Dudung mengenalkan Ilham sebagai puteranya Pak Guru Okim, pengasuh kumpulan Lenong Setia Menanti. Ilham menyalami Oki yang nampak mengagumi ketampanan Ilham. Saking terpesonanya pada Ilham, Oki bahkan sampai mencuri-curi pandang.
Medina dan Kong Caman sudah sampai di depan pintu masuk pekarangan rumah Okim. Mendadak, Medina ragu mau masuk. Ia melihat Ilham, Jali, dan Mamit sedang berbicara dengan seorang gadis cantik. Kong Caman yang telah melangkah masuk duluan, ikut berhenti dan menoleh ke belakang bingung melihat Medina mendadak berhenti. Kong Caman melihat ke arah pandangan Medina. Kong Caman jadi tahu, Medina sedang cemburu karena Ilham bersama wanita lain.
Bang Markasan memarahi para tukang yang sedang merenovasi mushola menjadi masjid. Bang Markasan memperingatkan mereka untuk tidak memakai semen sumbangannya di bagian WC dan kamar mandi. Dia maunya semen sumbangannya khusus buat pasang keramik di lantai masjid saja. Para tukang saling pandang satu sama lain.
Baca Juga
Advertisement
Bang Okim bersama Ustadz Masropi dan Pak Basuki beriringan jalan ke masjid. Ustadz Masropi menanyakan soal hadiah uang yang diterima Okim dari gubernur kemarin. Ternyata, prosesnya panjang karena Bang Okim harus mengurusnya ke kelurahan dan ke bank. Pasalnya, uang sumbangan dari gubernur hanya diserahkan simbolik saja. Sampai di depan halaman masjid, mereka melihat Bang Markasan sedang membentak-bentak tukang.
Bang Markasan melihat Bang Okim dan langsung emosi. Bang Markasan kesal karena Bang Okim mau datang sendiri saat mengundang lurah. Tapi giliran mengundangnya, Bang Okim malah menyuruh hansip. Bang Markasan merasa diremehkan karena Bang Okim sudah dapat penghargaan dari Gubernur.
Melihat gelagat tidak baik, Ustadz Masropi langsung menengahi mereka. Ustadz Masropi bilang kalau sebentar lagi sudah masuk dzuhur, sebaiknya mereka melanjutkan obrolan sehabis sholat dzuhur. Bang Markasan bersikeras, masalah mereka serius dan bukan main-main karena menyangkut hak warga. Bang Okim tak paham dengan maksud Bang Markasan.
Bang Markasan ternyata mempertanyakan soal uang sumbangan dari Gubernur yang diberikan pada Bang Okim. Dia bilang itu adalah uang pembinaan yang artinya buat warga, bukan untuk pribadi. Bang Markasan minta Bang Okim tidak menggunakan uang itu tanpa ijinnya sebagai RW. Bang Okim makin tak paham.
Apa sebenarnya yang membuat Bang Markasan berpikir Bang Okim memakai uang hadiah tersebut? Dan mengapa ia sebegitu marahnya pada Bang Okim? Benarkah sekedar rasa keadilan semata, atau lantaran rasa irinya melihat Bang Okim mendapat hadiah? Temukan jawabannya dalam lanjutan sinetron Tuhan Ada Dimana-mana malam ini mulai pukul 18.30 WIB, hanya di SCTV!