Cara Ford Kurangi Angka Kecelakaan Libatkan VR

Ford bekerja sama dengan Google dan VR (Virtual Reality) Studio Happy Finish untuk mengurangi kecelakaan di jalan raya.

oleh Amal Abdurachman diperbarui 10 Okt 2017, 20:07 WIB
Ford Reality Check sadarkan pentingnya fokus saat berkendara.(Ford)

Liputan6.com, Brentwood Kecelakaan berlalu lintas yang diakibatkan oleh keteledoran sang pengemudi masih sering terjadi. Kecelakaan tersebut terjadi akibat adanya distraksi yang mengurangi konsentrasi pengemudi. Untuk menyadarkan pengemudi pentingnya berkonsentrasi, Ford bekerja sama dengan Google dan VR (Virtual Reality) studio Happy Finish untuk meluncurkan aplikasi Ford Reality Check.

Aplikasi VR ini akan mengajak penggunanya masuk ke dunia virtual, seakan-akan sedang mengemudi untuk menjemput teman-teman yang hendak pergi ke pesta. Kebetulan penumpang Anda memiliki karakter yang cerewet sehingga mengganggu konsentrasi berkendara.

Foto dok. Liputan6.com

Gangguan lain datang dari smartphone yang terus menerus berdering. Beberapa kali Anda hampir mencelakai pengguna jalan lain akibat tidak memperhatikan jalanan. Sampai akhirnya distraksi terakhir akan berakibat fatal.

Data dari European Commission menunjukkan, lebih dari 3.600 anak muda terbunuh akibat kecelakaan di Eropa setiap tahunnya, dan dua per tiganya adalah pengemudi anak muda. Ford Reality Check diharapkan dapat menolong pengendara muda untuk berkendara lebih aman.

"Terlibat dalam kecelakaan dapat menjadi pengalaman yang mengubah hidup selamanya, dan bagi anak muda, kecelakaan mengakhiri hidupnya dengan tragis. Kami harap dengan memberikan gambaran mudahnya terjadi tragedi seperti ini, kami menyadarkan pengendara muda untuk berkendara lebih aman," ungkap Jim Graham, Manager Ford Driving Skills for Life.

"Virtual reality menjadi penyalur yang tepat untuk memberikan gambaran bahayanya berkendara dengan distraksi. Umur yang kami target lebih akrab dengan VR, dan sebuah studi menunjukkan pengalaman di dunia virtual dapat memengaruhi sikap di dunia nyata," pungkas Jim.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mobil Antar Pizza Tidak Lagi Pakai Sopir

Umumnya, ketika membeli piza via delivery order, petugas akan mengetuk pintu rumah kita. Tinggal bayar, piza pun siap kita santap. Tapi apa jadinya kalau tidak ada orang yang mengetuk, melainkan yang datang hanya mobil tanpa sopir?

Kejadian ini bisa terjadi di masa depan. Ford, bekerja sama dengan Domino, sedang berusaha merealisasikan itu melalui Fusion yang telah dilengkapi fitur otonomos. Kini, masa uji coba di sekitaran Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat (AS), sedang dilakukan.

Dilaporkan CNN, bagi Ford, ini jadi langkah yang tepat untuk mempromosikan kendaraan otonomos ke masyarakat umum. Dengan semakin ada di jalanan harapannya masyarakat akan bisa menerima. Sebab, selama ini masih banyak orang ragu, terutama soal keselamatannya.

"Uji coba ini bukan tentang apakah mobil bisa mengemudi sendiri atau tidak. Tapi tentang penerimaan konsumen tentang teknologi tersebut," terang Ford.

Begitu juga dengan Domino. Presidennya, Russel Weiner, bilang kalau yang akan mereka lihat adalah bagaimana efektivitas layanan. "Kami perlu memastikan bahwa ini jelas dan sederhana," terangnya.

Selama masa pengujian, seorang insinyur dan sopir berada di dalam mobil. Namun, jendela dibuat sangat gelap sehingga pelanggan tidak bisa melihat apa pun. Keduanya juga telah diinstruksikan untuk tidak berinteraksi sama sekali dengan siapa pun selama masa uji coba.

Mereka yang akan diantarkan piza pakai mobil otonomos akan diberi tahu terlebih dulu. Ketika mobil sampai, mereka harus memasukkan sejumlah kode. Kalau benar, maka jendela belakang akan turun. Piza akan keluar. Uji coba akan dilakukan selama lima minggu ke depan.

Mobil otonomos memang tidak bisa serta merta dipakai secara luas. Para ahli mengatakan kalau layanan seperti ini akan jadi salah satu industri pertama yang secara luas mengadopsi otonomos.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya