Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus memikirkan upaya mengambilalih 51 persen saham PT Freeport Indonesia. Due diligence atau uji tuntas valuasi harga saham perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) itu akan berlangsung pada pekan ini.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Fajar Harry Sampurno mengaku pemerintah telah membentuk tim valuasi.
Baca Juga
Advertisement
"Sudah dibentuk tim valuasinya, tapi valuasi harus bersama Freeport. Yang jelas Menteri BUMN sudah kirim surat ke Freeport untuk mengajak valuasi bersama," ujar Fajar di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (10/10/2017).
Saat dikonfirmasi mengenai valuasi harga 51 persen saham Freeport Indonesia yang diperkirakan US$ 4 miliar, Fajar mengaku pemerintah belum menghitungnya. Proyeksi harga sekitar US$ 4 miliar tersebut merupakan perhitungan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan. "Kita belum valuasi kok," kata Fajar.
Dia mengatakan, proses due diligence atau uji tuntas valuasi harga saham Freeport Indonesia ditargetkan berjalan pada pekan ini. "Due diligence-nya minggu ini," Fajar mengungkapkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hitungan Harga Saham Freeport versi Menteri Jonan
Sebelumnya Menteri Jonan menghitung perkiraan nilai 51 persen saham PT Freeport Indonesia US$ 4 miliar atau sekitar Rp 54 triliun (kurs Rp 13.500 per dolar AS). Perhitungan tersebut didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar Freeport McMoran dan kontribusi keuntungan Freeport Indonesia terhadap induk usahanya tersebut.
"Kalau lihat fair market price, nilai kapitalisasi pasar Freeport McMoran di New York Stock Exchange senilai US$ 20,74 miliar di penutupan perdagangan hari kemarin," katanya.
Menurut Jonan, nilai kapitalisasi pasar induk usaha Freeport Indonesia tersebut melambung tinggi dibanding realisasi sebesar US$ 7 miliar pada Januari 2016.
Sementara itu, Jonan lebih jauh mengatakan, kontribusi keuntungan Freeport Indonesia dalam 5-10 tahun terakhir sekitar 40 persen. Dengan asumsi tersebut, maka nilai 100 persen saham Freeport Indonesia diperkirakan sebesar US$ 8 miliar atau sekitar Rp 108 triliun.
"Jadi kalau 51 persen berarti US$ 4 miliar. Tentunya mayoritas pasti akan minta premium. Semua kepemilikan mayoritas pasti minta premium. Nanti dihitung nego premiumnya mau berapa," tutur mantan Menteri Perhubungan itu.
Advertisement