Insiden Tragis Polisi Bunuh Diri dan Saling Tembak

Pihak kepolisian masih menyelidiki insiden-insiden yang memakan korban sejumlah anggotanya. Insiden berdarah di Palembang dan Blora.

oleh Nefri IngeFelek Wahyu diperbarui 11 Okt 2017, 13:00 WIB
Ilustrasi

Liputan6.com, Palembang - Dua hari berturut-turut, warga dikejutkan insiden penembakan yang dilakukan sejumlah anggota kepolisian. Pertama, insiden yang terjadi di Palembang. Seorang anggota kepolisian berpangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda) AF menembak kepalanya sendiri di dalam mobil Honda Mobilio hitam miliknya berpelat BG 1652 JF pada Senin, 9 Oktober 2017 sekitar pukul 02.00 WIB.

Kejadian ini diduga dilatarbelakangi motif pribadi lantaran dia batal menikah dengan sang pujaan hati. Aksi nekat tersebut dilakukan Bripda AF setelah bertemu dengan keluarga kekasihnya pada Minggu, 8 Oktober 2017.

Berbeda dengan insiden berdarah yang terjadi di Blora, Jawa Tengah, Selasa, 10 Oktober 2017. Tiga anggota Brigade Mobil (Brimob) ditemukan tewas dengan luka tembak di area migas area migas milik Sarana Gas Trembul (SGT), di Dukuh Canggah, Desa Trembul, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.

Anggota Brimob diketahui merupakan petugas yang berjaga di sumur pengolahan migas di tengah hutan. Mereka diduga terlibat aksi saling tembak.

Pihak kepolisian masih mendalami kasus tersebut. Namun, dugaan awal dua anggota Brimob, yakni Brigadir BW dan Brigadir AS, tewas ditembak rekannya sendiri yakni Bripka BT sekitar pukul 18.30 WIB. Setelah menembak dua rekannya, Bripka BT mengakhiri hidup dengan menembak dirinya sendiri.

Simak video pilihan di bawah ini:


Gagal Menikah, Polisi Bunuh Diri di Palembang

Foto Bripda AF yang diposting di akun media sosialnya (Liputan6.com / ist - Nefri Inge)

Peristiwa bunuh diri yang dilakukan penegak hukum di Sumatera Selatan (Sumsel) kembali terjadi. Kali ini dilakukan oleh Bripda AF, anggota Polsek Sungai Lilin, Musi Banyuasin, Sumsel.

Pria berkulit sawo matang ini nekat mengakhiri hidupnya dengan menembak kepalanya sendiri menggunakan senjata api miliknya.

Aksi ini dilakukan Bripda AF pada Senin, 9 Oktober 2017, sekitar pukul 02.00 WIB di Dusun VI Rusun Bening, Desa Tri Tunggal, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Banyuasin, Sumsel.

Sebelum kejadian, korban yang berada di Palembang pada Minggu, 8 Oktober 2017 langsung berangkat ke Banyuasin untuk menemui kekasihnya, RS (25). Setibanya di Banyuasin, Bripda AF menjemput RS dan mendatangi rumah orangtua RS.

Dari informasi yang dihimpun, Bripda AF sudah menyampaikan niatnya untuk meminang RS ke orang tua kekasihnya tersebut. Namun, setelah pertemuan tersebut, korban langsung pulang dan menepikan mobil Honda Mobilio hitam miliknya yang berpelat BG 1652 JF tak jauh dari rumah RS.

Sekitar pukul 02.00 WIB, warga sekitar mendengar ada suara letusan sebanyak satu kali. Para warga mencari sumber suara tersebut, tapi tidak ketemu.

Pagi harinya, warga menemukan mobil yang terkunci. Setelah diperiksa, ternyata ada tubuh seseorang yang sudah tergeletak.

Warga berusaha membuka pintu mobil dan ternyata korban sudah meninggal dunia dengan luka tembakan di kepala, ada senapan api yang berada di tangan kanan korban, serta kaca jendela mobil sudah pecah.

Warga langsung melapor ke pihak kepolisian setempat. Kemudian jenazah Bripda AF langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang untuk diperiksa.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan bahwa dari pemeriksaan awal, diduga korban memang sengaja bunuh diri.

"Dugaan sementara, korban mengakhiri hidupnya karena batal menikah. Korban sudah mempersiapkan untuk menikah, tapi dibatalkan dari pihak keluarga," ujarnya kepada Liputan6.com, Selasa, 10 Oktober 2017.

Dokter forensik RS Bhayangkara Palembang, Kompol Mansyuri membenarkan, pelaku bunuh diri adalah anggota polisi. Untuk motif pembunuhan, masih akan diselidiki. Jenazah polisi yang nekat bunuh diri tiba di RS Bhayangkara Palembang pada Senin siang, sekitar pukul 13.00 WIB.

 


Pesan Perpisahan Bripda AF dalam Akun Media Sosialnya

Bripka AF semasa hidup saat dilantik kenaikan pangkat (Liputan6.com / ist - Nefri Inge)

Sebelum bunuh diri, Bripda AF ternyata sempat mengunggah status di akun media sosial (medsos) Facebook. Akun dengan nama Azan Fikri (D’cengengesan) ini terakhir kali mengunggah status bernada perpisahan.

"Maaf atas semuanya selamat tinggal," tulisnya pada Senin, pukul 23.29 WIB.

Sebelumnya, Bripda AF juga sempat mengunggah status untuk menyemangati dirinya sendiri. Seperti statusnya pada 1 Maret 2017 yang berisi, "Semua butuh proses yang panjang dan ini bukan akhir dari proses panjang tersebut".

Status terakhir korban langsung dibanjiri ucapan belasungkawa dari para warganet. Banyak yang menyayangkan tindakan yang diambil Bripda AF, tapi tak jarang juga yang menuliskan doa untuk korban.

"Semoga Allah menjodohkanmu dengan bidadari di surga," tulis akun Zul Fanedi.

Namun, banyak juga para warganet yang menyarankan agar akun Azan Fikri dilaporkan ke pihak Facebook agar segera ditutup.

"Kalau bisa, tolong ditutup akun ini," tulis akun Devi Pujiyanti.

Akun kekasih korban pun menjadi sasaran warganet. Foto akun Resi_BS pun diunggah di komentar status oleh warganet. Namun, akun Instagram kekasih korban ini ditutup.


3 Anggota Brimob Terlibat Saling Tembak di Area Migas Blora

Salah satu jenazah anggota Brimob masih berada di lokasi kejadian. Foto: (Felek Wahyu/Liputan6.com)

Tiga personel anggota Brimob ditemukan tewas bersimbah darah, Selasa, 10 Oktober 2017, satu di antaranya tewas dengan kondisi mengenaskan. Dugaan sementara, tiga Brimob itu terlibat aksi baku tembak.

Insiden itu terjadi di area migas milik Sarana Gas Trembul (SGT), di Dukuh Canggah, Desa Trembul, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Anggota Brimob itu merupakan petugas yang berjaga di sumur pengolahan migas di tengah hutan.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian. Namun, dari pantauan Liputan6.com di sekitar lokasi kejadian, aparat telah memasang garis polisi agar warga tidak memasuki tempat kejadian perkara.

Bahkan dari jarak sekitar 500 meter, tepatnya di pos keamanan, polisi telah menutup akses jalan dengan memasang sejumlah garis pengamanan. Warga sekitar, Alip mengatakan, sempat mendengar suara tembakan. Namun demikian, dirinya tidak menaruh curiga pada suara tersebut.

"Suaranya seperti petasan. Kami awalnya menduga itu petasan atau suara bambu. Baru setelah ada yang mengabarkan ada polisi tertembak baru warga ke sini," terang pria yang tinggal sekitar satu kilo dari lokasi.

Suara tembakan itu, tambah dia, terdengar berkali-kali seperti berondongan peluru. "Suara rentetan senjata. Jadi berapa kali ya, banyak banget," tambah pria yang hanya melihat dari kejahuan.

Laporan sementara yang didapat, insiden itu menewaskan Brigadir Budi Wibowo (30), Brigadir Ahmad Supriyanto (35), dan Brigadir Bambang Tejo (36).

Sampai berita ini dilaporkan, ketiga jenazah anggota Brimob itu masih berada di lokasi. Tiga mobil ambulans datang silih berganti, salah satu mobil bertuliskan RSI Muhamadiyah.


Kronologi Insiden Penembakan Anggota Brimob di Blora

Ilustrasi Foto Penembakan dengan Senjata Api (iStockphoto)

Dua anggota Brimob tewas setelah tertembak rekannya sendiri di kawasan sumur minyak PT Sarana Gas Trembul (SGT), Blora, Jawa Tengah. Anggota Brimob yang menembak kemudian diduga bunuh diri.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah AKBP Agus Triadmaja membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia mengaku saat ini masih melakukan pendalaman dan memeriksa sejumlah saksi-saksi.

"Iya informasi awal seperti itu, tapi ini masih kita dalami dengan keterangan saksi-saksi," kata Agus Triadmaja saat dihubungi di Jakarta, Selasa (10/10/2017).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, insiden penembakan itu terjadi pada Selasa, 10 Oktober 2017 sekitar pukul 18.30 WIB. Penembakan diduga dilakukan oleh Bripka BT dan dua orang korbannya adalah Brigadir BW dan Brigadir AS.

Ketika itu, sejumlah anggota Brimob tengah melakukan pengamanan di lokasi tersebut, termasuk Bripka BT dan dua korban. Saat itu, Bripka BT terlibat cekcok dengan dua rekannya. Namun, pertengkaran itu berujung pada penembakan.

Bripka BT meletupkan peluru tajam senapan laras panjang AK 101 ke arah dua rekannya. Brigadir BW dan Brigadir AS tewas seketika. Setelah kejadian itu, anggota Brimob Bripka BT diduga langsung bunuh diri.

Sementara itu, Kapolda Jawa Tengah Irjen Condro Kirono memaparkan keterangan saksi yang berada di lokasi. Awalnya, para saksi sempat mendengar suara tembakan sebanyak dua kali.

"Sebenarnya ada beberapa orang, tapi secara psikologis mereka pada lari. Ada dua atau tiga orang yang di situ, ada satpam juga. Ada saksi yang mendengar tembakan dua kali," ujar Condro.

Setelah bunyi tembakan itu, Bripka BT langsung meminta saksi yang sempat mendekat untuk menjauh dari lokasi. Tak lama berselang, masih menurut saksi, kembali terdengar suara tembakan. Ketika kembali menghampiri lokasi, Bripka BT sudah terbujur kaku dengan luka tembak di bagian kepala. BT diduga bunuh diri.

"Kemudian dia (saksi) mendengar senjata sekali lagi. Di situ sebenarnya ada beberapa orang, tapi secara psikologis mereka pada lari," ucap Condro.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya