Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah titik pengungsian di Karangasem, Bali, menggelar pertunjukan rakyat termasuk atraksi lawak Bondres. Momen tersebut menjadi ajang sosialisasi yang efektif tentang bahaya Gunung Agung.
Pertunjukan ini dilaksanakan di empat titik pengungsian di Karangasem, yakni pada Minggu 8 Oktober 2017, di Sinduwati, dengan kesenian Genjek, Joged, Gebug. Kemudian di Tenganan, Senin 9 Oktober 2017 dengan kesenian Bondres Rare Kual. Selain itu di Pasar Manggis pada Rabu 11 Oktober 2017 dengan kesenian Dadong Rerod, dan di Lapangan Ulakan pada Kamis 12 Oktober 2017 dengan kesenian Akah Canging.
Advertisement
"Kominfo sengaja mengemas kegiatan dalam bentuk pertunjukan rakyat sebagai langkah antisipatif dan penyelamatannya bisa lebih mudah dicerna dengan baik. Sekaligus dalam kerangka trauma healing," ujar Direktur Pengolahan dan Penyediaan Informasi (PPI), Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Selamatta Sembiring kepada Liputan6.com, Jakarta, Rabu (11/10/2017).
Selain itu, kehadiran pertunjukan rakyat ini sekaligus menghibur pengungsi Gunung Agung agar bisa lebih rileks dalam menjalani kehidupan di pengungsian. Namun begitu, mereka tetap diminta bersabar dalam menghadapi proses alam tersebut.
"Semoga kita bisa bersama-sama dalam melalui cobaan ini. Saya yakin, setelah hadirnya cobaan, berikutnya akan hadir banyak kebaikan dan keberkahan. Badai pasti berlalu," jelas Sembiring.
Sementara, Kepala Bidang Mitigasi PVMBG Gede Suastika menjelaskan proses vulkanologi yang terjadi di Gunung Agung. Meski sejumlah teori sudah digunakan, saat ini tinggal menunggu apakah Gunung Agung akan meletus, atau sebaliknya, levelnya turun dari Awas.
“Setelah melalui proses hingga ditetapkan levelnya menjadi Awas, saat ini yang bisa kita lakukan adalah menunggu. Jika melihat dari hari ke hari, memang terjadi intensitas peningkatan di Gunung Agung, seperti gempa yang terus berlangsung,” ujar Suastika.
Minimalisir Korban
Meskipun begitu, menurut Suastika, tak ada yang bisa memastikan kapan Gunung Agung akan meletus. Yang terpenting saat ini, masyarakat mengikuti imbauan pemerintah untuk mengambil langkah langkah penyelamatan.
"Sehingga, suatu ketika Gunung Agung erupsi, bisa meminimalisir tingkat korban dan kerugian," ujar Suastika.
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo Niken Widiastuti sebelumnya meminta masayarakat untuk menyebarkan informasi terkait Gunung Agung yang mengandung nilai edukasi masyarakat, khususnya bagi para pengungsi. Informasi itu harus bersumber terpercaya seperti dari PVMBG, BNPB, TNI/Polri serta Pemda setempat.
"Masyarakat, khususnya para pengungsi, harus tetap memperhatikan dan menaati langkah-langkah penyelamatan yang diberikan pemerintah. Jangan mudah percaya dengan berita hoax yang menyesatkan seputar Gunung Agung," ujar Niken didampingi Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri.
Menurut dia, ini saatnya menggunakan media sosial untuk menginformasikan hal-hal yang positif bagi para pengungsi agar mereka merasa aman dan nyaman.
"Masyarakat harus mendapatkan informasi-informasi terkini dari sumber terpercaya terkait Gunung Agung. Lawan hoax seputar Gunung Agung dengan data dan fakta," jelas Niken.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement